SUSAH SENANG MEMELIHARA KELINCI DI MINI ZOO SEKOLAH



Kelinci yang dilepas bebas bermain,
menjadi objek kejar-kejaran siswa, sampai ke kolong mushola ... 

Memelihara kelinci di Mini Zoo Semut, gampang-gampang susah. Terutama soal kebersihan kandang, perkelahian, dan kematian anak. 

Sudah empat kali Mini Zoo Semut menerima pemberian kelinci dari siswa dan orangtua murid. 

Yang pertama, seekor kelinci keturunan Rex dewasa jantan. Berikutnya seekor keturunan anggora jantan dewasa. Berikutnya lagi, seekor keturuan Rex Satin dewasa warna kelabu putih yang berbulu lembut seperti permadani. 

Dan terakhir, dua ekor sekaligus, yang keturunan anggora berbulu panjang, keduanya jantan dewasa. Ketika yang terakhir ini jantan semua, sehingga kalau bertemu disatukan, selalu terjadi keributan... hehehe  

Kini koleksi mini zoo ada tiga ekor yang terakhir ini. Yang sebelumnya telah mati karena sakit kulit.  Dan saat ini keseluruhannya jantan. 
Apa saja kesulitan memelihara kelinci sebagai koleksi mini zoo sekolah?   

1. Mudah terserang penyakit kulit atau budukan. 

Biasanya mulai dari kaki dengan bulu kaki rontok dan timbul kerak putih-putih. karena kebiasaan menggaruk atau mengusap wajah, maka bagian hidung dan mulut akan tertular. 

Kelinci yang sudah berpenyakit budukan ini, tidak menarik untuk bermain dengan anak. Selain kelihatan jijik, sang kelinci pun menjadi murung dan tidak suka bermain. 

Penyebab penyakit kulit ini, adalah kandang yang tidak bersih. Bekas dedaunan sisa pakan, terselip di lantai kandang. Tertumpuk dengan kotorannya sendiri, sehingga menjadi lembek dan menutup celah pembuangan. Diperparah dengan pipis yang terserap di situ. Suasana aroma kandang berbau pesing karena urine. Dan jika bagian basah ini sering terinjak kaki, maka kaki kelinci akan terserang penyakit buduk atau kulit ini. 

Cara mengatasinya, selalu bersihkan lantai kandang dari sisa makanan yang tergeletak agar tidak menjadi tempat kencing kelinci. Agar diketahui, kelinci selalu buang air padat dan pipis di tempat yang sama. 

2. Kandang berbau tajam pesing. 

Urine atau cairan pipis kelinci berbau tajam. Jangan sampai tercecer di area kandang. Karena itu, harus ada alur penampungan urine kelinci langsung masuk ke tong atau galon penampung. 

Urine ini kemudian dikumpulkan di tempat tertutup agar baunya tidak keluar. Namun kalau kurang hati-hati membersihkan menyiram kandang, biasanya air ceceran di lantai mini zoo sudah mengandung urine sehingga bau urine akan menguar tercium. 

Adapun kotoran padat kelinci tidak berbau.  Pesingnya pipis atau urine kelinci ini, karena mengeluarkan amoniak atau nitrogen dari pakan sayurannya. Maka kebanyakan peternak menggunakan pakan kering untuk memudahkan. Pakan kering berupa pelet ini sudah diramu dengan serat tanaman dan serat rumput-rumputan, sehingga kotoran padatnya selalu kering. 

Diusahakan membuat lantai miring di bawah kandang, supaya curahan urine langsung bisa tertampung di wadah. 

Perlu dipikirkan desain kandang yang tidak berbau. Artinya, dengan desain itu kotoran kelinci mudah turun, dan aroma pesing kandang segera tertiup angin. Kandang juga harus mendapat cahaya matahari pagi, agar pertumbuhan kelinci menjadi sehat, agresif, dan terjauh dari kemungkinan sakit. 

Di Mini Zoo Semut, posisi kandang dirancang dengan diberi lantai seng aluminium miring. Tapi tampaknya belum memberi kemudahan dalam pembersihan lantainya. Penyiraman dengan penyemprotan lantai malahan menimbulkan percikan bau ke halaman mini zoo.  Perlu perbaikan desain kandang nih... 

3.  Matinya anak kelinci. 

Hamil tapi setelah beranak tidak dapat mengurus anak. 
Telah dua kali di kandang terjadi kelahiran anak kelinci. Tetapi, sesaat setelah lahir, bayi terlihat mati dengan bagian tubuh rusak, mungkin tergigit atau dimakan oleh induk. 

Biasanya anak kelinci digigit oleh induknya, karena sang induk merasa terancam, ataupun karena kekurangan gizi sehingga kuatir anaknya mati karena kurang gizi ... eh malah dimakan sekalian olehnya. 

4. Lebih baik kelinci anak, ketimbang kelinci dewasa. 

Anakan kelinci atau kelinci muda lebih mudah diangkat dan dipegang siswa. 

Sementara kelinci dewasa, jika tidak pas memegangnya, suka berontak dan mencakar untuk lepas. Kukunya yang cukup tajam dapat menggores kulit. 

Cenderungnya lebih baik memelihara kelinci sejak kecil, karena masa bermain dengan siswa lebih panjang.

Nah, bagaimana keadaan dan pemeliharaan kelinci di Mini Zoo Semut? 

Belakangan ini, saya melepas dua kelinci keturunan anggora itu dari kandangnya, untuk bermain di seputar lantai mini zoo. Kasihan kalau terus menerus dalam keranjang kawat, kurang berperi-kehewanan. 

Kandang kawatnya diletakkan di bawah. Terkadang ia kembali ke kandang, untuk memakan pelet yang ada di wadah. Setelah itu kaburrr... mencari tetanaman yang rendah yang bisa dimakannya.  

Pernah dia keluar dari pagar belakang sekolah, karena terbuka. Pak satpam yang baik hati menangkapnya dan mengembalikannya ke kandang. Pernah pula seekor baru kelihatan 2 hari kemudian. Rupanya ia suka bersembunyi di suatu tempat di sekitar pojok-pojok halaman. 

Kini keduanya lebih sering dilepas. Siswa suka mengejar dan menangkapnya. Ia pun kini lebih jinak. Saat sore biasanya berkumpul untuk masuk ke kandang kawatnya kembali. (IM)

Post a Comment

0 Comments