HAMISH DAUD: AYO KITA PEDULI LINGKUNGAN DAN CINTA LAUT
Peduli lingkungan, terutama kelestarian laut, menjadi pusat perhatian Hamish Daud, aktor dan suami penyanyi Raisa. Ia mengajak generasi muda untuk bergaya hidup peduli lingkungan.
Hamish Daud dan penyu. Foto: IOP /gird.id |
Belum lama ini Hamish Daud mendirikan yayasan “Indonesian Ocean Pride”. Ini sarana untuk edukasi generasi muda peduli lingkungan dan cinta laut. Jauh sebelum ini, Hamish Daud memang telah menyenangi laut.
Yayasan Indonesian Ocean Pride, bergerak mengedukasi kelestarian laut |
Kegiatannya antara lain ikut pemecahan rekor selam dunia Guinness World Records yang dilakukan di Manado, Sulawesi Utara.
Indonesian Ocean Pride ke depannya juga akan berkolaborasi dengan yayasan luar negeri dan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjalankan banyak kampanye. Misal, Oktober 2019 mendatang tentang sampah. "Untuk dua bulan bicara tentang sampah. Tentang penyakit, dampak microplastic, edukasi laut, banyak yang tidak tahu."
masalah sampah dari darat masuk ke laut. sudah sangat mendesak perlu pembenahan. Foto: Indonesian Ocean Pride |
Pesan Hamish Daud untuk orangtua agar anak-anak kita cinta lingkungan:
“Banyak orangtua yang kehilangan motivasi. Karena jawabannya adalah, ”Wah saya nggak punya akses ke laut, sedangkan saya punya banyak istri mertua, saya punya rumah yang belum lunas, ngapain mikirin sampah? Justru orangtua seperti ini yang perlu diubah pola pikirnya.”
2. Berikan contoh sederhana, misal mematikan lampu.
“Andai saja semua orangtua bisa memberikan contoh sederhana untuk anak-anaknya, pasti ratusan juta orang bisa membantu perubahan iklim.
Coba bayangkan kalau kita mengubah semua pikiran orang di Indonesia untuk mengurangi plastik, untuk memilih sampah, matikan lampu, AC, naik transportasi publik. Ratusan juta orang bisa membantu perubahan iklim yang saat ini kita lakukan. Kita butuh nggak cuma satu orang tapi semua orang.”
“Kalau mau ajarkan ke anak kita dari kebiasaan yang kecil-kecil saja. Ajak untuk bawa tumbler, hemat listrik. Hal itu hanya butuh waktu 2 menit sehari lho.”
Menularkan rasa cinta terhadap lingkungan yang tepat bukan lewat mengajari orang-orang, namun dengan mengubah gaya hidup mereka. Sebab, banyak orang cenderung menolak jika digurui akan suatu hal.
4. Jadikan cinta lingkungan sebagai life style.
"Jadi bukan ngajarin, tapi membuat mereka mengubah lifestyle-nya. Kan orang pasti sebal kalau dibilang harus begini-begitu.Yang penting dia tahu dan sadar. Jadikan itu sebagai lifestyle.”
Bila si kecil terbiasa menjaga lingkungan sejak dini, bukan tidak mungkin ia dan generasinya dapat membawa perubahan untuk dunia.
MASALAH SAMPAH DI LAUT INDONESIA
Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Indonesia menjadi penyumbang sampah ke laut terbesar kedua di dunia setelah China.
Sampah itu datang dari daratan berupa sampah domestik/ rumah tangga, melalui sungai masuk ke laut. Sebagian dibuang oleh kapal-kapal barang dan penumpang yang berlayar di perairan Indonesia.
Pada tahun 2015, Jambeck, seperti ditulis dalam laporan Greeneration Foundation beserta tim mengeluarkan hasil penelitian mereka pada jurnal yang berjudul Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean. Disebutkan, Indonesia menempati posisi kedua sebagai penyumbang sampah plastik ke lautan di dunia. Urutannya begini:
- China : 262,9 juta ton
- Indonesia : 187,2 juta ton
- Filipina : 83,4 juta ton
- Vietnam : 55,9 juta ton
- Sri Lanka : 14,6 juta ton
Kondisi pengeloaan sampah darat di Indonesia memang memprihatinkan. Pada tahun 2015, sampah yang ditimbun di TPA (69%), dikubur (10%), dikompos dan daur ulang (7%), dibakar 95%), dan tidak terkelola (7%).
Sampah yang tidak terkelola dan pola masyarakat membuang sampah di got, parit, anak sungai, masuk ke sungai hingga bermuara ke pesisir menjadi faktor pendukung munculnya sampah di laut.
Jenis sampahnya di laut seperti ini :
- Botol plastik : 1.578.834 – (tidak hancur hingga 450 tahun, berubah bentuk jadi pecahan kecil/mikroplastik)
- Tutup botol : 822.227 – (450 tahun, berubah bentuk menjadi pecahan kecil/mikroplastik)
- Bungkus makanan : 762.353 – (100–500 tahun, berubah bentuk menjadi pecahan kecil/mikroplastik)
- Kantong plastik : 520.900 – (100–500 tahun, berubah bentuk menjadi pecahan kecil/mikroplastik)
- Kemasan minuman plastik : 419.380 – (450 tahun, berubah bentuk menjadi pecahan kecil/mikroplastik)
- Sedotan : 409.087 – (450 tahun, berubah bentuk menjadi pecahan kecil/ mikroplastik)
- Jenis plastik lainnya : 368.655 – (450 tahun, berubah bentuk menjadi pecahan kecil/ mikroplastik)
- Steroform : 365.584 – (tidak bisa terurai)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
dengan judul "Kunjugan Menteri Susi di Anambas, Indonesia Negara Kedua
Penyumbang Sampah di Laut hingga Larang Tangkap Ikan Napoleon 4 Kg", https://regional.kompas.com/read/2019/07/21/11370811/kunjugan-menteri-susi-di-anambas-indonesia-negara-kedua-penyumbang-sampah-di?page=3.
Editor : Candra Setia Budi(IM)
Editor : Candra Setia Budi(IM)
Dari berbagai sumber: Kompas.com, theasianparent.com, indonesianoceanpride.org.id
Lihat juga:
Lihat juga:
- Kecerdasan Naturalis, Apakah Itu?
- Memahami Natural Intelligence atau Cerdas Alam
- Bunda Arfi Destianti: Anak Harus Dekat dengan Alam
- Cara I Made Kikik Selamatkan Penyu Lekang di perairan Gianjar, Bali
0 Comments