INI SERANGGA & HEWAN LIAR LAINNYA DI SEKOLAH YANG FAVORIT DIBURU SISWA UNTUK DIKOLEKSI


SATWA LIAR, YANG HIDUP BEBAS DI KEBUN SEKOLAH, MENAMBAH RASA INGIN TAHU SISWA UNTUK MENCERMATINYA. SEJUMLAH SERANGGA DAN HEWAN LIAR MENJADI FAVORIT BURUAN SISWA DI WAKTU ISTIRAHAT.

foto Elvy Misjihadiah
anak bermain dengan siput telanjang, yang selintas mirip lintah.  Foto: Elvy Misjihadiah 



Kehadiran beberapa siswa penyuka serangga dan satwa di sekolah, tentu memberi pengaruh positif bagi siswa lain.

Ijinkan saya menyebutnya, yaitu antara lain Azka Nadhif, Ndaru, kakak beradik Farrel dan Danis, Amar Jali, serta Emily, dan beberapa siswa lainnya.



Mereka suka bekerjasama berburu serangga di berbagai tempat di area sekolah, bukan hanya di area mini zoo.

"Pak, ada tempat kotak kecil gak. Saya dapet ulat hijau nih," kata Nadhif. Ia baru saja menemukan ulat bulu, yang berwarna hijau, dan ingin dibawanya pulang nanti seusai jam sekolah, untuk dipelihara di rumah. Beberapa tanaman seperti jeruk limo, sirsak, aglonema, disukai kupu-kupu sebagai tanaman inang untuk bertelur.


"Pak, ini ada siput telanjang (bentuknya mirip lintah). Dapet dari bawah pot bunga," kata Farrel, menyerahkan pada saya untuk disimpan dalam botol plastik agar dapat dilihat bersama. Penampilan siput telanjang memang mirip lintah, padahal ia adalah siput telanjang yang tidak bercangkang. Sukanya ditempat yang lembab dan gelap.

"Pak, saya dapat apa ini,..." kata siswa kelas 1, sambil memperlihatkan ulat-ulat kecil. Saya antusias mendengar penjelasannya, "Oh, itu anak kaki seribu. Bapak tak sanggup merawatnya, kita lepaskan lagi yuk di pot bunga. Di sana banyak makanan alami bagi bayi kaki seribu."

"Pak, pinjem gunting dong," kata Ndaru. "Wah, untuk apa?" tanya saya rada kuatir, sebab gunting di kandang agak besar dan ujungnya rada lancip. "Itu mau memotong tangkai daun, ada sarang semut merahnya. Saya mau mencari ratu semut." Semut merah memang menyukai pohon mangga, rambutan, sirsak, dengan menggulung daun-daun lebarnya membentuk selongsong rumah semut.


Ya oke deh,"Tapi hati-hati memegangnya. Jangan berlari, dan segera dikembalikan sesudah selesai". Ternyata tempatnya gak terjangkau Ndaru, dan akhirnya saya juga yang membantu memotongkan tangkai dahan pohon mangga di pot, yang ada sarang semut merah. Semut-semut merah pun bertaburan di lantai... wah sebagian ada menggigit Ndaru..


"Pak, boleh gak kami mencari siput air di bak itu. Untuk dikumpulkan saja," kata beberapa siswi. Mengaduk-aduk bak tempat minum burung merpati yang ditutupi dengan pepohonan air kupu-kupu, memang menyenangkan. Banyak siput air kecil-kecil bersembunyi di dinding kolam atau di bawah akar tanaman air. "Oh boleh. Itu pakai wadah untuk menaruhnya. Tapi kalau sudah selesai, segera dimasukkan kembali, agar mereka tidak mati".

Belajar secara nyata mengenali alam dengan fauna dan flora-nya, dengan memegang atau berburu hewan-hewan kecil, memang diijinkan di mini zoo semut sejauh tidak mematikan hewan tersebut, dan untuk meningkatkan minat serta rasa ingin tahu siswa. 

Ini  yang disebut pembelajaran dengan setting hands-on-learning, atau anak belajar dengan menyentuh benda langsung. Proses berfikir menjadi lebih mudah, dari cerapan indra di otak kanan pindah ke alam fikir kognitif di otak kiri anak. 

Maka anak menjadi kreatif, serta pengalaman langsung ini membuatnya menjadi lebih mudah memahami masalah. Inilah  letak manfaat sebuah minizoo di sekolah, sebagai pemantik rasa ingin tahu siswa. 


BEBERAPA SERANGGA DAN SATWA LIAR YANG SUKA DIBURU SISWA DI SEKOLAH 


Berikut beberapa satwa serangga dan hewan liar lainnya yang dapat ditemukan di sekolah, dan menjadi objek buruan siswa di kala turun istirahat maupun sesaat setelah jam pulang sekolah pk. 14.00 siang sambil menunggu jemputan (sstt.. jemputannya sudah siswa minta datang telat... hehehe). 


1. Undur-Undur 

 
Larva undur-undur yang sering diburu siswa

  
larva undur-undur tampak atas dan bawah. Foto Brittanica Encylopedia

palomar.edu
undur-undur yang telah dewasa menjadi induk. Foto: Palomar.edu

tampak atas
undur-undur dewasa dengan sayap tampak atas. Menarik ya.. Foto. Palomar.edu

tampak samping
Ini posisi indukan difoto dari samping.  Menarik kan... .Foto: Palomar.edu


Habitatnya ada sekolah kami, ada di kolam pasir di bawah pohon pete (petai).  Lokasi itu kering dan teduh, karena bertutup dengan atap, dan di tengahnya berdiri kokoh batang pohon pete yang menembus atap. Sekali kehujanan air merembes masuk. Di area pasir itu kelihatan banyak lubang-lubang halus tempat rumah undur-undur ke luar masuk.


ini dia lubang undur-undur yang berbentuk corong untuk menjebak semut yang lewat... Foto Tribun Solo

Di seantero sekolah, cuma di sini yang ada undur-undur, sehingga jadi tempat perburuan anak-anak. Ndaru, siswa  kelas 3, suka mengajak beberapa temannya berburu di sana. Mengail menggunakan benang ijuk sapu, dicolokkan masuk ke dalam lubang, lalu si undur-undur menggigit dan tertarik keluar. 

Sering Ndaru dapat beberapa undur-undur (sebenarnya ini baru berupa larva atau persisnya larva undur-undur). Ditaruh di telapak tangan dan ditunjukkan ke saya. Seterusnya disimpan di dalam toples wadah yang sering dibawanya ke sekolah. 
 
"Undur-undurnya saya makan pak. Rasa nya manis kok. Untuk obat bagus lho pak, " kata Ndaru. 

"Lhoh loh..... waduh Ndaru, kok kamu berani amat nekat gitu? Nanti batuk. Kan kotor mungkin dari dalam tanahnya." 

"Gak apa kok pak... Sudah sering." Ndaru terlalu percaya diri dalam soal ini.

(Ada yang meyakini, undur-undur disebut dapat mengobati diabetes, dan diperjualbelikan. Lihat: Undur-undur Ampuh Obati Diabetes, Benarkah?).

Bagi beberapa teman kecil di SD Semut-Semut, memiliki beberapa  undur-undur memang membanggakan. Sebab, kalau diletakkan di tangan memang benar jalannya selalu mundur ke belakang lho ... sesuai namanya mundur-mundur atau undur-undur ...  lucu banget..


TAKSONOMI UNDUR-UNDUR dan SIFAT LAINNYA 



Undur-undur adalah sebutan untuk kelompok serangga dari familia Myrmeleontidae (kadang-kadang salah dieja sebagai Myrmeleonidae). Di dunia ini diperkirakan ada sekitar 2.000 spesies undur-undur tersebar di seluruh dunia, terutama di wilayah bersuhu hangat dan berpasir.
Dinamai "undur-undur", karena kebiasaan larva undur-undur berjalan mundur saat menggali sarang jebakan di tanah. 

foto DNR Wi Gov
berburu semut hitam. Dan menang. Foto DNR Wi              


Di daerah Barat, hewan ini dikenal dengan nama ant-lion (semut singa). Sebab, mirip kebuasan singa saat mereka memburu semut dengan cara menggali jebakan di dalam tanah. 



Nama semut-singa ini memang cocok dengan nama latinnya, famili Myrmeleontidae yang berasal dari bahasa Yunani myrmex berarti semut, dan leon berarti singa. 

Famili Myrmeleontidae sendiri termasuk ke dalam ordo Neuroptera yang dalam bahasa Yunani bisa diartikan sebagai "sayap jala" atau "sayap berurat". Sebab, memiliki memiliki dua pasang sayap  transparan dan berurat.

Ketika dewasa, larva undur-undur yang berbentuk mirip semut berubah wujud dengan tumbuhnya sayap, sehingga jadi mirip capung karena sama-sama memiliki abdomennya panjang dan memiliki dua pasang sayap transparan yang berurat pada dada/thorak nya.

Di Sekolah, jarang kita temukan undur-undur dewasa ini. Mungkin belum menjadi perhatian untuk mencarinya. 

Dibandingkan dengan capung, antena undur-undur dewasa lebih panjang dan ujungnya sedikit melengkung. Ukuran badannya lebih kecil, dan posisi mata ada di sisi kepala serta berukuran lebih kecil dibandingkan mata capung. Terbangnya pun tak sekuat capung, karena Undur-undur merupakan penerbang lemah.

Ukuran badan undur-undur bervariasi. Yang paling besar asalnya dari Afrika, dari genus Palpares, dengan rentang sayap mencapai 16 cm. Sedangkan jenis terkecil ada di wilayah Arabia, dengan rentang sayap sekitar hanya 2 cm. Mayoritas undur-undur sendiri umumnya berukuran antara 4–10 cm.


METAMORFOSIS UNDUR-UNDUR


Siklus metamorfosis undur-undur. Mirip dengan serangga lainnya ya. 

Undur-undur mengalami proses metamorfosis atau perubahan bentuk yang sempurna : telur, larva, kepompong, dan dewasa. 

foto Minden pictures
Perkawinan undur-undur dewasa.

Induk undur-undur, setelah kawin-mawin di pepohonan, lantas terbang turun meletakkan telur di dalam tanah. 


Dicarinya tanah berpasir, yang kering dan hangat. Dengan cara mengetuk-ngetuk abdomennya ke dalam tanah, ia mengeluarkan telur-telurnya di sana. Menurut ahli, undur-undur betina bertelur sampai sekitar 20 butir sekali bertelur. 


Kadang-kadang, undur-undur betina yang sedang menaruh telur di atas pasir tertangkap oleh larva undur-undur lain yang kebetulan membuat jebakan yang berdekatan dengan tempatnya bertelur.


Telur undur-undur lalu menetas menjadi larva yang bertubuh gempal, pipih, berkaki enam, dan memiliki sepasang taring panjang di kepalanya. Ini yang digali atau diburu oleh teman-teman kecil siswa Semut-Semut.

Larva undur-undur selanjutnya akan membuat lubang-lubang jebakan di tanah. Ia bergerak mundur, dengan bagian tubuh dan pantatnya bekerja seperti mata bor. 

Menggali tanah dengan gerakan memutar/spiral, sehingga lubang jebakan akan mirip corong. Serangga seperti semut, yang sering mondar-mandir, terjebak jatuh. Dan menjadi santapan larva undur-undur yang sudah menanti. 

Larva undur-undur terkenal sebagai pemangsa yang ganas karena ia memakan hampir segala jenis arthropoda kecil, seperti semut. Ia berburu secara pasif lewat sarang jebakannya yang berbentuk corong itu. 

Undur-undur bersembunyi di dalam bagian tengahnya, bila ada  mangsa terjebak dan berusaha naik, maka larva undur-undur akan melempari mangsanya dengan butiran pasir agar tergelincir. Larva undur-undur mengetahui kehadiran korbannya dengan cara merasakan getaran dari gerakan korbannya. 

Rahang larva undur-undur tajam dan di ujungnya terdapat lubang untuk menyuntikkan racun ke dalam tubuh mangsanya untuk membunuhnya, lalu mulai menghisap cairan tubuhnya.


ini jebakan yang dibuat oleh larva undur-undur untuk menangkap mangsanya. Foto fden-2.phys.uaf.edu
 
Hal yang unik pada larva undur-undur adalah mereka tidak memiliki anus atau saluran pup / pembuangan,  sehingga ampas sisa-sisa makan nya akan disimpan dan baru dikeluarkan ketika mereka sudah menjadi undur-undur dewasa. (Hihii jijik gak sih...)

Fase selanjutnya, undur-undur berubah memasuki fase kepompong atau pupa. Kepompong mereka berupa kumpulan butiran pasir dari sekitarnya yang dilem atau disatukan memakai sutra dari kelenjar abdomennya. Kepompong ini biasanya terkubur hingga beberapa sentimeter di dalam tanah. 
Pada fase kepompong terjadi perubahan bentuk. Sekitar satu bulan kemudian, undur-undur dewasa akan keluar. Ia tak langsung terbang, tapi bersiap sambil menunggu sayapnya kering untuk pergi mencari pasangannya. 

hidup di pepohonan
Undur-undur dewasa bentuknya mirip dengan capung.
  Foto: Wikipedia

Undur-undur dewasa rata-rata berusia antara 20-25 hari, sampai akhirnya mati muda di usia 45 hari setelah melakukan perkawinan. 
 
Undur-undur dewasa jarang terlihat di alam liar karena ia baru aktif keluar di sore hari dan bisa terlihat menggerombol di malam hari saat sedang mencari pasangan kawin. 



Kalau kita dihinggapi dan digigit, terasa cukup sakit walau tidak membahayakan. 


Makanan undur-undur dewasa yang berterbangan, lebih bervariasi. Ada yang makan nektar bunga, sebagian spesies lain memakan serangga-serangga kecil lainnya, seperti semut.

Apa manfaat Undur-undur bagi kita? 

Undur-undur (Myrmeleon sp.) merupakan larva serangga dari famili Myrmeleontidae, ordo Neuroptera yang merupakan predator dari semut (Conomyrma sp.). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa semut merupakan makanan ideal bagi undur-undur (Lucas, 1986). 

Oleh karena itu, undur-undur (Myrmeleon sp.) efektif digunakan sebagai agen pengendali hayati dari semut

Keberadaan undur-undur bermanfaat sebagai predator alami untuk mengendalikan serangga-serangga pengganggu, sehingga tidak perlu menggunakan pestisida. 

Selain itu, sebagian masyarakat, dengan bukti empiris, meyakini undur-undur memiliki khasiat untuk pengobatan. Sebutlah, memakan serangga undur-undur hidup, akan menurunkan atau memperbaiki gula darah dan menyembuhkannya. 

Penelitian tentang hal ini perlu dicermati, sehingga bukti empirik tentang khasiat undur-undur benar adanya, dan tidak malah merugikan konsumen atau membuat gula darah si sakit tidak menentu.

*(Tulisan akan berlanjut dengan berbagai hewan serangga lain). 

Lihat juga: 
  1.  Kotak Kue Sederhana untuk Project Satwa Anak
  2.  Cara Asyik Menyukai Serangga: Contoh Terarium Sederhana ala Nadhif 
  3.  Azka Nadhif, Si Ahli Serangga (Entomolog) Cilik

Post a Comment

0 Comments