Kalkun yang berbulu ekor mengembang mirip merak, menarik minat siswa berkunjung ke mini zoo sekolah.
ayam kalkun, jenis unggas yang besar asal Amerika |
Tak banyak yang tahu, bahwa kalkun bukan hewan asli indonesia, tetapi hewan impor. Nenek moyangnya lahir di Montana, Amerika Tengah. Dan menyebar ke seluruh dunia dibawa oleh penggemarnya untuk diternakkan dan dimakan dagingnya .. nyam.. nyam sedap.
Penampilan kalkun, atau ayam kalkun, hewan satu keluarga dengan burung merak ini, memang menarik. Tubuhnya yang besar, tak lazim untuk ukuran ayam. Beratnya kalau gemuk bisa melebihi 6 kg. Sekitar 3-4 kali bobot ayam.
Di kandangnya yang sebagian dinding terbuka, mini zoo Semut memelihara sepasang yang bercorak hitam.
Usia sepasang kalkun ini sudah cukup tua, sekitar 6 tahun mungkin lebih, ada sejak kandang lama. Ketika dibeli di pasar burung Pramuka, usianya mungkin baru sekitar 2 bulan, masih pitik. Jantan berukuran lebih besar dan lebih menarik.
Jika dilepaskan keluar kandang, dan digoda-goda oleh anak-anak, ia lantas memamerkan bulunya. Ekor dan bulu badannya mengembang cantik, mirip kebiasaan burung merak saat memamerkan bulu-bulunya yang sangat indah.
Kala diganggu, kadang ia pergi menghindar, kadang malah seperti mengejar siswa pengganggu . Tapi, kalkun yang telah jinak merupakan hewan yang aman bagi anak.
Anak-anak suka mengelus bagian kepalanya yang botak, dan meraba-raba gelambirnya. Saya sering masuk ke kandang, menggendongnya, dan mendekatkan pada siswa. "Weh, kepala botaknya kok terasa hangat ya pak," celoteh anak.
Ya, kalkun hewan berdarah panas.
Jika dilepaskan keluar kandang, dan digoda-goda oleh anak-anak, ia lantas memamerkan bulunya. Ekor dan bulu badannya mengembang cantik, mirip kebiasaan burung merak saat memamerkan bulu-bulunya yang sangat indah.
Kala diganggu, kadang ia pergi menghindar, kadang malah seperti mengejar siswa pengganggu . Tapi, kalkun yang telah jinak merupakan hewan yang aman bagi anak.
Anak-anak suka mengelus bagian kepalanya yang botak, dan meraba-raba gelambirnya. Saya sering masuk ke kandang, menggendongnya, dan mendekatkan pada siswa. "Weh, kepala botaknya kok terasa hangat ya pak," celoteh anak.
Ya, kalkun hewan berdarah panas.
KALKUN ASAL MONTANA, AS
Ferrel Ilyasa Mordhovi, kelas 5, suatu pagi datang ke kandang dan bercerita pada saya, "Pak, kalkun itu asal-usulnya dahulu dari kota Montana, Amerika Serikat ".
Lalu ia menyebut nama latinnya dan kebiasaan orang Amerika memelihara dan mengkonsumsi kalkun. "Dari mana kamu tahu," tanya saya. "Ya, saya membaca dari buku, dan lihat di televisi."
Rupanya, papan info di kandang kalkun memang tidak memadai untuk menjelaskan keinginan tahunya. Cuma bertuliskan nama, nama latin Meleagris gallopavo, dan makanan yang disukai yaitu biji-bijian seperti jagung, padi, beras, dan dedaunan hijau seperti bayam, kangkung, dll.
Benar, di Amerika Serikat, kalkun sudah menjadi bagian dari perayaan budaya masyarakat di sana. Di sana ada Thanksgiving Day, hari berterima kasih, yang biasanya sanak keluarga yang jauh berdatangan berkumpul di rumah orangtua, berdoa dan bersilaturahmi, dan ketika itu seekor kalkun panggang utuh menjadi hidangan khas yang selalu ada. Mirip di Betawi, saat hari Lebaran ada semur daging kerbau, atau di Jawa selalu berlebaran dengan menu opor ayam atau ayam bekakak.
Konon, kalkun masuk ke Indonesia di era kedatangan orang Belanda, abad 18 an, mereka membawa ayam besar ini untuk dibudidayakan di sini. Orang Belanda menyebutnya 'kalkoen', dan kita mengejanya 'kalkun'. Menyebar dalam masyarakat, dan menjadi hewan peliharaan. Kini ada peternak yang sengaja beternak kalkun dalam jumlah banyak. Dan di beberapa mal dan restoran ada yang menyajikan menu kalkun.
Jadi kalkun bukan hewan asli atau endemik Indonesia, tetapi hewan impor. Asalnya, dari Amerika Utara, dan Amerika Tengah. Suku Maya konon sudah menternakkannya. Dan kalkun juga merupakan kelanjutan dari hewan purba, ditemukan fosil binatang serupa kalkun pada sedimen tanah era zaman Miosen akhir/Pliosen awal.
KESIMPULAN
Kalkun adalah hewan yang menarik dan aman dipelihara di mini zoo sekolah.
0 Comments