KOMPOSTING PANAS (HOT COMPOSTING) : MEMBUAT KOMPOS AEROB TANPA PERLU MEMBALIK


 AGAR TIDAK PERLU MEMBOLAK-BALIK KOMPOS 

Rasa ingin tahu, bagaimana kah sebenarnya proses pengomposan itu terjadi. Karena, dalam mengelola sampah organik berupa daun-daun dan pembersihan sampah kebun sekolah, cukup banyak setiap harinya. 

Dan selama ini hampir seluruhnya hanya dibuang saja ke TPA, melalui petugas sampah lingkungan. Kasihan kota Depok yang kita cintai ini ya... 

Masalah yang dihadapi: 

1. Adakah cara membuat kompos yang cepat?  Dalam  tempo 3 minggu -  1 bulan sudah panen kompos, karena sampah daun di kebun setiap harinya cukup banyak, apalagi di musim gugur daun.. jadi siklusnya harus pendek..  

2. Adakah cara membuat kompos aerob yang mudah? Tidak perlu membolak-balik tumpukan ..

3. Adakah cara membuat kompos yang murah? Tidak perlu membeli mesin cacah..

4. Adakah cara membuat kompos yang gampang pelaksanaannya? Banyak orang yang enggan bekerja mengurus sampah.. jijik bau kotor katanya... dan agar kelihatan komposter tetap indah bersih segar menyenangkan...  

KOMPOSTING PANAS (HOT COMPOSTING) 

Mondar-mandir di internet, saya menemui pendapat dari HOTBIN COMPOSTING, produsen komposter dari negeri Inggris. (Sayang keadaan di dalam drum komposternya tidak diperjelas, apakah ada ruang-ruang pemisah, dsb). 

Ia mengedukasi pembacanya, bahwa proses komposting itu ada dua jenis, yaitu cara dingin (cold composting) dan cara panas (hot composting). 

HOTBIN COMPOSTING, membuat perangkat komposter aerob dengan tetap mengupayakan suhu hangat panas antara 65-70 derajat celsius. Asumsinya makin cepat panas, laju kerja mikroba pengurai makin dahsyat. 

Sampah di alam baru setelah 12-18 bulan menjadi kompos. Ini dibiarkan saja atau disebut dengan cara dingin (cold composting). Sebab, selama proses pengomposan, suhu tidak naik, atau bahkan rendah. 

Dengan hot komposting (cara panas),  pada suhu tumpukan sampah sekitar 65-70 derajat, maka kecepatan mikroba kompos 60 kali lipat lebih cepat. Cukup 30 hari, sampah sudah jadi kompos.  


drum komposter tertutup
Komposter aerob. Buatan Inggris. Harga 195 pounds.
Tertutup. Gak bau. 30 hari dijamin jadi kompos.
Tidak perlu membalik-balik. 
memasukkan bahan kompos
masukkan sampah kebun, sampah dapur,
semuanya bisa masuk.
Karena tertutup tidak ada bau,
 tidak berbelatung,
Temperatur tetap tinggi
 tanpa pembalikan sampah. 

memanen kompos dari pintu bawah
Ada pintu untuk memanen kompos
di bagian bawah.
Tinggal panen kalau sudah
 jadi kompos.
ada strip atau  ban pinggang penguat,
agar bagian pintu tidak renggang
sehingga tidak kemasukan lalat.





Menurut HOT-BIN COMPOSTING, sampah dalam komposter panas ini dibiarkan saja. Tidak perlu diaduk-aduk (seperti pada takakura), atau dikeluarkan untuk dibolak-balik . 

Alasannya tidak perlu dibolak-balik, begini: 

Pengomposan aerobik membutuhkan 4 komponen:  
1. perlu oksigen 
2. perlu air 
3. kehangatan/temperatur 
3. ada makanan (sampah) 

Keempat hal ini harus dicermati dan dikelola dengan seimbang.  

TIDAK PERLU DIBOLAK BALIK. 

Teknik pengomposan aerob selama ini, menyatakan bahwa pembalikkan sampah perlu dilakukan untuk memasukkan oksigen ke dalam tumpukan, dan untuk menghentikan panas tumpukan agar mikroba tidak mati. 

Mikroba pengompos aerob, bekerja di suhu ideal 55 - 65 derajat Celcius. Ia akan mati kepanasan jika suhu naik terus.  Batasannya 70 derajat Celcius (disebut suhu termofilik).  

Menurut HOTBIN COMPOSTING, pembalikan kompos setengah matang itu menyangkut ke empat komponen di atas. Begini.    

1. OKSIGEN  
Semua bagian sampah perlu oksigen, jika menggunakan bakteri pengurai aerob (perlu oksigen). contoh, mikroba dari EM4. Oksigen segar perlu terus dialirkan masuk ke tumpukan sampah, agar mikroba tetap hidup terus tumbuh. 

Dengan membolak balik sampah, maka akan memasukkan oksigen segar ke tumpukan.  

Tindakan ini sesungguhnya kurang bermanfaat (minor), sebab kemungkinan hanya sebentar (temporer) dinikmati oleh mikroba pengurai. Oksigen akan habis lagi terpakai dalam bilangan menit atau jam. 

Mengapa begitu?  Oksigen akan mudah diserap bakteri pengurai kalau ada pori-pori atau ruang antar satuan sampah. Ruang pori ini disebut Free Air Space (FAS). 

Saat pengomposan, daun dan bahan yang terdekomposisi  mengeluarkan air, yang melembutkan sampah sekaligus membasahinya dan membuat becek jika terlalu banyak.

Sampah yang lembut akan saling menekan atau tertekan oleh tumpukan diatasnya, dan air dekomposisi itu mengisi ruang-ruang (FAS) diantara sampah daun tadi. Ruang pori tertutupi air. Oksigen pun tak mudah masuk. Tumpukan sampah setengah matang itu akan kekurangan oksigen, sehingga proses penguraian dengan cepat berubah dari proses aerob (dengan oksigen) menjadi anaerob (tanpa oksigen). 

Suatu studi memperlihatkan, pemberian hembusan angin panas, untuk menarik udara dingin dalam tumpukan, sudah cukup untuk mengaerasi tumpukan hingga 3 meter, dengan perkiraan ruang pori (FAS) yang tersisa sekitar 15% volume.

Memang benar, bahwa pembalikan akan merombak lapisan-lapisan kompos setengah matang yang basah lembut itu, dan membuat ruang pori-pori baru (FAS). 

Tapi ruang pori itu tidak bertahan lama, jika karakter sampahnya yaitu saat pencampuran sampahnya kurang tepat.  Yaitu, tidak ada bahan yang bisa melonggarkan atau membuat ruang pori yang permanen, seperti ranting kayu, serpihan kayu. 

Jadi pembalikan tidak efektif jika sampah mudah kembali memadat. Sebentar dibalik, sebentar turun memadat lagi. Dampak pembalikan jadi kecil terhadap proses pengomposan.   

Yang perlu, adalah saat mencampur bahan sampah di awal pekerjaan. Harus ada bahan pelonggar  atau penyimpan ruang pori pernafasan itu. 

Jika ada bahan perenggang itu, maka pori udara tidak akan tertutup selama proses pengomposan. Jadi pembalikan tidak diperlukan. Sejak awal buatlah campuran kompos yang ideal, yang bisa mempertahankan pori udara -free air space itu. 

Material perenggang itu (bulking material) memang harus dipersiapkan sebelumnya, dan dicampurkan merata ke bahan kompos sebelum masuk. 

Berkurangnya pori udara itu juga bisa karena tingginya tumpukan sampah yang dikomposkan. Makin tinggi, maka makin berat, sehingga bagian bawah akan tertekan dan pori udara berkurang. 

Sebaiknya buat tumpukan setinggi 1 meteran saja untuk menghindari tekanan yang berlebihan. Dan kompos segera dipanen kalau sudah jadi. 

2. KANDUNGAN AIR  

Mikrobakteria perlu air untuk hidup. Air diberikan saat menyirami sampah dengan mikroba. Ada air lain terbentuk, saat proses pengomposan yaitu ketika daun sampah hijauan yang mengandung air dimakan oleh mikroba. (Maka komposter juga menghasilkan air lindi yang terkumpul di dasar komposter). 

Meski perlu air, kalau terlalu banyak air maka akan menutup ruang pori-pori dan menghambat oksigen masuk. 

Yang paling basah, di bagian tengah.  Di sini berlangsung pengomposan lebih dulu. Suhu segera naik menjadi 55-65 derajat Celcius, banyak air terbentuk. Lebih basah. 

Mengaduk atau membolak-balik tumpukan sampah berarti memindahkan air dari area basah di tengah ke bagian  pinggir yang lebih kering. 

Nah, dalam metode HOTBIN COMPOSTING, model drumnya mempunyai katup di bagian atas tempat uap hangat keluar dari drum. Terjadi pengurangan air secara alami. 

Jumlah air yang terbang keluar itu, tergantung pada temperatur kompos, dan banyak sedikitnya ruang pori. 

Jika susunan bahan sampah seimbang, maka air akan mudah menguap. Ini berjalan alami.  Jadi, tidak perlu kuatir tentang kelebihan air.  

3. KUALITAS BAHAN SAMPAH -nya sendiri

Dalam sistem komposting aerob secara biasa (cold composting), bagian sampah yang panas (masak/meluruh) lebih dulu adalah bagian tengah. Bagian luar berjalan lebih lambat. 

Dengan mengaduk, kita memindahkan bagian luar yang belum mengkompos ke bagian dalam yang sudah mengkompos, agar proses merata. 

Nah, dengan HOTCOMPOSTING, yaitu drum komposter yang bertutup,  maka panas pengomposan menyebar sampai bagian pinggir. Semua bahan mengalami proses hampir serentak. 

Jadi, tidak perlu dibalik, tidak perlu mengaduk memindahkan yang tengah ke pinggir, dan sebaliknya . 

4.  PANAS atau hangat.

Apa pengaruh pembalikan terhadap temperatur tumpukan kompos?  

Tujuan pembalikan, selain memasukkan oksigen, juga menurunkan temperatur komposting dari 65 ke 55 derajat Celsius. Agar, mikroba tidak mati kepanasan.  

Saat tumpukan dipecah, dikeluarkan atau dibalik, maka bagian tengah tumpukan yang sedang panas-panasnya berubah jadi dingin. Sebagian besar hawa panas dilepaskan. 

Saat pembalikan itu, bahan sampah yang belum berproses, akan dimakan oleh mikroba yang kini aktif karena mendapatkan asupan oksigen segar.

Tapi kita merugi. Yaitu, kehilangan panas dari turunnya temperatur tumpukan. Sampah akan memulai lagi dari awal lagi untuk menghangatkan dirinya. 

Menurut HOTBIN, karena ada pintu saluran udara di bagian dasar drum, maka udara akan masuk ke tumpukan kompos dan melalui bahan perenggang (bulking agent). 

Dengan cara ini aliran udara dan oksigen tetap sampai ke dalam tumpukan sampah melalui rongga-rongga udara pada bulking agent seperti serpihan kayu dan potongan ranting. 

Karena tidak dilakukan pembalikan, maka temperatur suhu hangat dalam drum komposter tidak berubah. Kehangatannya tetap tersebar di seluruh bagian komposter yang tertutup rapat. 

Suhu akan naik terus sampai 70 derajat Celcius. Makin tinggi suhu, maka makin cepat bakteri bekerja asalkan cukup air dan oksigen. Kompos akan terbentuk dengan cepat, sekitar  30 hari sampai 90 hari selambatnya. Suhu tumpukan sampai 70 derajat Celcius menguntungkan, karena sampah akan cepat masak dan hancur. 

Namun, kebanyakan suhu tinggi 70 derajat, melebihi suhu ideal 55-65 derajat Celcius, biasanya terjadi karena sampah sudah kehabisan oksigen. 

Aturlah dengan baik, karena kalau oksigen dan air cukup, maka dengan suhu 70 derajat ini proses kompos akan lebih cepat.  


DATA PERBANDINGAN C:N sebagai informasi tambahan: 

Berikut data dari DEEP GREEN PERMACULTURE  ttg rasio C:N untuk pencampuran sampah yang ideal, antara sampah coklat (C) dan sampah hijau (N). 

Here are some C:N ratios of some common composting materials: 

Browns = High CarbonC:N
Wood chips400:1
Cardboard, shredded350:1
Sawdust325:1
Newspaper, shredded175:1
Pine needles80:1
Corn stalks75:1
Straw75:1
Leaves60:1
Fruit waste35:1
Peanut shells35:1
Ashes, wood25:1
Greens = High NitrogenC:N
Garden waste30:1
Weeds30:1
Green Wood25:1
Hay25:1
Vegetable scraps25:1
Clover23:1
Coffee grounds20:1
Food waste20:1
Grass clippings20:1
Seaweed19:1
Horse Manure18:1
Cow Manure16:1
Alfalfa12:1
Chicken Manure12:1
Pigeon Manure10:1
Fish7:1
Urine1:1
  
sebagai informasi tambahan, lihat RAPID COMPOSTING PROCESS

Post a Comment

0 Comments