Sebaiknya satwa dan fauna di sekolah bukan sekedar tontonan
Setelah berinteraksi dengan satwa dan fauna, asyik berdiskusi dengan teman-teman |
Model pendidikan saat ini masih sarat dengan pola duduk diam dengar catat
Produknya adalah siswa yang pandai hafalan, tapi tidak kritis apalagi kreatif
Minim kesempatan siswa berinteraksi dengan alam sekitar, dengan benda-benda baik benda mati apalagi benda hidup seperti tanaman dan hewan
Andaikan pun kesempatan berwisata ke suatu tempat, sebutlah ke gunung atau ke kebun binatang, kegiatannya hanyalah bersenang-senang gembira ria, tanpa mengutamakan interaksi atau komunikasi, baik lisan (verbal) maupun dengan perbuatan (non verbal)
Siswa hanyalah bersifat sebagai pelancong atau wisatawan
Penonton yang hanya bisa mengagumi saja, syukur-syukur tidak merusak atau anarkis terhadap lingkungan
Bukan datang sebagai cendikia, pelajar, santri nyantrik, yang terus menerus mempertanyakan dan ingin tahu segala sesuatu
Mungkin model pendidikan yang sarat dengan fakta, harus mulai dikurangi dan ditambahkan model naratif dan imajinatif
Ketimbang guru menjelaskan hal-hal yang mudah dibaca di buku atau dicari di internet, lebih baik guru berkisah mendongeng sesuatu hal tentang alam yang merangsang siswa untuk mengetahui sendiri lebih jauh
Hands on learning
Sederhananya, hands on learning adalah model belajar dengan banyak memanfaatkan indera tubuh
Siswa dapat merasakan sesuatu dengan memegang, mengelus, meraba, meremas, menepuk, menuang, memilin, mengangkat, melempar, melepas, menyusun, membalik, membongkar, singkatnya apapun yang dapat dilakukan dengan tangan asalkan tidak berbahaya bagi siswa
Kalau mungkin juga menggunakan kaki seperti untuk mendaki (gunung), turun ke air (sungai -- hati-hati banyak kecelakaan karena ceroboh), atau bercocok tanam, atau pun bermain di ruangan alami
Ini terutama dilakukan saat siswa di jenjang pendidikan dini, seperti Playgrup dan Taman Kanak-kanak
Makin ke atas, saat SD hingga SMP dan SMA, maka secara berangsur kegiatan lapangan seperti ini berkurang
Alasannya, banyak materi yang harus disampaikan di muka kelas, dalam waktu yang terbatas, berkejaran dengan tuntutan guru agar siswa mengetahui dan memahami
Seyogyanya, saat SD hingga SMP, model belajar berlaku aktif ini tetap dapat diteruskan, bahkan hingga perguruan tinggi
Sehingga, siswa akan tumbuh dengan personalitas yang lengkap, yakni pribadi yang trampil tangan dan kaki, prigel atau aktif melakukan sesuatu, dan berani mencoba tanpa takut/phobia akan sesuatu
0 Comments