SULIT MENDIRIKAN MINI ZOO DI SEKOLAH? INI TIPS NYA

memelihara ayam mutiara


SIAP MENGATASI BERBAGAI KENDALA 

ayam mutiara
Ayam Mutiara bulunya menarik indah 


Keberadaan mini zoo di sekolah, membuat sekolah sekaligus menggapai 2 hal. Membentuk keunikan sekolah, dan memberi pelayanan pendidikan yang lebih baik.

contoh kandang ayam mutiara di sekolah Semut-Semut
kandang ayam mutiara 
Sekolah menjadi unik, karena banyak ruang-ruang atau media belajar bagi anak. Otomatis, pelayanan pendidikan, atau pengembangan materi ajar, akan menjadi lebih mudah.

Misal, mata pelajaran agama. Untuk menjelaskan tentang Allah, dan kebesarannya, kita dapat mengajak siswa berkunjung ke mini zoo. Di situ mereka akan melihat beraneka bentuk dan warna ciptaan Allah. Inilah yang disebut mengenal Allah melalui kesempurnaan ciptaannya. 

Namun, banyak kendala terutama bagi sekolah publik/sekolah negeri untuk memiliki atau mendirikan Mini Zoo sekolah. Banyak sanggahan negatif, yang mengkhawatirkan keberadaannya kelak. Baik aspek paradigm maupun teknis.

Berikut beberapa saran dan tips.
1.Tetapkan tujuan mini zoo sekolah. Misal, untuk melengkapi sumber atau media belajar di sekolah.  Atau, mini zoo sebagai wadah kiprah siswa dalam Green School atau Sekolah Adiwiyata. Dsb
2.Buat proposal pendirian, dengan rinci manfaat keberadaan minizoo di sekolah.  
3.Ambil suara bersama setuju dari para pengelola sekolah, dan komite sekolah. Agar semua stakeholder sekolah berpandangan biaya membuat sarana prasana mini zoo, beserta satwa tanaman dan alat kerja, adalah sebuah investasi yang bermanfaat untuk meningkatkan proses pembelajaran.
4.Siapkan rencana anggaran antara lain untuk pembangunan, pembelian hewan dan tumbuhan koleksi, serta biaya perawatan – alat, makanan hewan, obat, biaya pekerja, rehabilitasi, dsb. 
5.Tetapkan jenis hewan yang ingin dipelihara. Utamakan yang mudah jinak, mau diajak bermain, tidak berbahaya, murah harganya, menarik dipandang, dan terkait dengan materi pembelajaran di kelas.  Satwa yang gampang dipelihara tentu menjadi pilihan utama, disamping keunikannya.  Misal, merpati yang nantinya dapat diberi makan di tangan (hands-feed).
6.Pembelian hewan dan tanaman. Agar murah dan pilihannya banyak, dapat dibeli di tempat pasar hewan yang besar, grosir, atau pada peternak langsung.
7.Pelatihan untuk pengurus mini zoo, tentang pengetahuan dasar mengenai satwa dan tanaman. Bagaimana cara memelihara, keadaan apa yang disukai satwa tsb, dan makanan yang tidak boleh diberikan, cara berkembang biak, sistem perkandangan yang cocok, dsb.  Ajak staf berkunjung ke lokasi sejenis untuk mendapat perbandingan.
8.Pengetahuan tentang jenis satwa endemik daerah, satwa langka yang dilindungi, serta satwa yang boleh dipelihara dan dibudidayakan. Dapat dilihat melalui situs WWF Indonesia, ataupun BKSDA.
9. Mengetahui cara mengekspose hewan pada siswa, agar siswa tetap aman dan sehat selama proses pembelajaran, baik di area mini zoo atau kebun sekolah, maupun saat dibawa ke kelas.
10.Mengetahui cara sanitasi kandang, pengolahan limbah pakan dan limbah kotoran hewan, pembuatan kompos untuk pupuk dan media tanam, dsb.  
11.Jangan lupa memberi label keterangan pada setiap kandang satwa, sebagai sumber informasi bagi siswa.
12.Menyiapkan P3K berupa obat gatal- minyak tawon dan minyak kayu putih; obat merah, plester, gunting dsb, untuk mengatasi ketika tangan berdarah dipatuk ayam, atau digigit musang.

ASPEK KEUNIKAN SATWA SEBAGAI DAYA TARIK BELAJAR  
1.Satwa mau jinak dan dapat diajak berinteraksi dengan siswa. Misal, dapat diberi makan dengan tangan (handsfeed)
2.Satwa yang mudah dibudidayakan. Siswa dapat ikut serta dapat mengamati proses tumbuh kembang satwa sejak telur/lahir hingga menjadi dewasa  (siklus hidup satwa)
3.Satwa yang dapat digunakan bagiannya, seperti memanfaatkan bulu satwa dikoleksi bulunya, sebagai bagian atau bahan dari program art. 

Tentu menyenangkan jika sekolah memiliki sarana belajar dan bermain yang lebih lengkap. Setiap hari di sekolah seperti berlibur ya…  everyday is holiday  (IM)

Post a Comment

0 Comments