PLUS MINUS COCOPEAT SEBAGAI MEDIA PENETASAN TELUR IGUANA




penetasan telur iguana
2 kotak inkubasi  berisi 53 butir telur iguana ,  1 kotak kecil berisi 3 butir telur infertil,
 disimpan di suhu kamar di atas meja belajar saja

Alhamdulillah, proses penetasan telur iguana sejauh ini kelihatan lancar. Sudah 20 hari sebanyak 53 telur iguana  berada dalam wadah plastik tertutup dengan isi media cocopeat (serbuk sabut kelapa). Masih menunggu sekitar 40 hari lagi untuk menetas. Sejauh ini, telur-telur tampak masih putih bersih, kulit telur diraba terasa kencang. Memang saya belum  lakukan peneropongan telur untuk memastikan embrio tumbuh. Tapi dari penampilannya yang kelihatan seperti membesar, harapan tingkat penetasannya cukup tinggi.

Ketika itu, dipilih media cocopeat sebagai media  penetasan telur iguana karena beberapa alasan:
  1. Mampu menahan kelembaban, tidak mudah kering. Kelembaban dibutuhkan telur iguana untuk menetas.
  2. Mudah dicari, di toko tanaman hias di pinggiran jalan. 
  3. Harga relatif murah, sekitar Rp 25.000 per karung. Bandingkan dengan bahan vermaculite –bahan yang biasa dipakai untuk media penetasan reptile berupa serbuk pasir yang mengembang menyerap air. Harga vermaculite jauh lebih mahal, sekitar Rp. 50.000 per-pak beli online, dan rada sulit diperoleh.
  4. Cocopeat biasanya dibuat oleh pabrik, relatif bersih dari mikroba
  5. Ada pengalaman peternak iguana yang menetaskan telur iguana dengan media cocopeat, dengan tingkat keberhasilan menetas yang cukup tinggi (lihat youtube lapak kaki 8}

Saya menggunakan 2 kotak inkubasi, yaitu kotak plastik kue, yang ditutup rapat dengan isolasi, dan diletakkan segelas kecil air untuk menstabilkan kelembaban media. Kotak pertama berisi 26 telur, dan kedua 27.  

Saatnya memeriksa kondisi ke 53 telur subur itu, yang ketika masuk berbentuk bagus bulat putih. Ternyata, setelah 20 hari ada 3 telur yang kelihatannya berbeda. Pada bagian bawahnya rada memerah, ujung telur  warnanya agak menguning, juga di bagian ujungnya berjamur dan menonjol sedikit. Juga satu telur seperti lembek dan berlubang. Yang memerah dan berjamur ternyata ada di tempat cocopeat yang agak basah, mungkin cocopeatnya banyak kelebihan air  - mungkin air di gelas tertumpah saat terguncang dibawa dari rumah ke sekolah. Mungkin juga telur itu saat masuk kurang sehat.

Di bawah telur yang cocopeatnya agak basah itu, saya temukan serangga seperti  semut kecil bersayap. Juga ada beberapa ulat putih kecil berdiameter seukuran benang jahit. Juga ada seekor kaki seribu kecil. Perkiraan saya, semut itu bisa datang karena ada celah di bibir kotak yang renggang. Uniknya, semut itu hanya berkeliaran sekitar 3 telur yang kurang bagus itu.

Cacing juga ada di bawah 3 telur yang kurang bagus itu. Mungkin, protein telur yang merembes dari pori-pori telur, menumbuhkan telur cacing yang dorman menjadi menetas karena ada makanan.

Sedangkan seekor kaki seribu kecil, kemungkinan karena cocopeat yang saya pakai sempat tersimpan lama dalam karung sehingga mengundang serangga kaki seribu tinggal dan bertelur. Karena kelembabannya, maka telur kaki seribu itu menetas.

Hal lain yang saya temukan, ternyata kelembaban cocopeat antara satu kotak dengan kotak lain berbeda. Mungkin yang satu kelebihan air. Tapi malahan pada kotak yang rada kering, telurnya tumbuh bagus. Bagian bawah telur tidak terlalu basah.

Jadi, cocopeat ternyata punya beberapa kelemahan. Ini saya berikan koreksi.  TIPS untuk COCOPEAT sebagai  media penetasan yang cocok.          
  1. Bersihkan atau sterilkan cocopeat terlebih dulu. Mungkin dengan menuangkan air panas, atau mengukusnya di dalam panci atau dandang. Sehingga tidak tumbuh serangga kaki seribu atau cacing halus, atau semut bersayap.
  2. Periksa kelembaban atau kadar air pada cocopeat. Jangan terlalu banyak memberikan air, atau terlalu basah. Jika basah segera tambahkan cocopeat yang kering.
  3. Usahakan agar kotak terisolasi dengan benar, atau kedap udara. Sehingga meski cocopeat cukup basah, tidak mengundang serangga untuk berkembang biak di atas.

Demikian yang dapat diamati. Semoga info ini berguna untuk yang coba menetaskan telur iguana dengan cocopeat.  Semoga pertengahan Februari 2019 bisa menetas cukup banyak. (IM)

Post a Comment

0 Comments