CARA MERAYAKAN HARI CINTA PUSPA DAN SATWA NASIONAL TAHUN 2019. SD SEMUT-SEMUT THE NATURAL SCHOOL MENYELENGGARAKAN PAMERAN BERSAMA

JADIKAN HARI CINTA PUSPA dan SATWA (2019) Sebagai Sarana Agar Anak Mencintai Alam, Tanaman, dan Satwa  

CONTOH KEGIATAN PEMBELAJARAN (Lesson Plan) DI SEKOLAH MENGISI HARI CINTA PUSPA DAN SATWA NASIONAL 2019. 

Sekolah Semut-Semut telah membiasakan memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN), yang jatuh tiap tanggal 5 November. 

Tahun 2018 lalu, diadakan pameran poster siswa, tentang kecintaannya pada tanaman dan hewan, yang diekspresikan dengan foto diri bersama tanaman/satwa berikut cerita nya. 

Ya, untuk tahun 2019 ini, diadakan pameran puspa dan satwa di sekolah secara bersama-sama seluruh siswa.  Kelas 4,5,6 bertugas membawa tanaman dan satwa yang mereka miliki di rumah. Untuk melengkapi konten pameran, mereka  membuat narasi/poster tentang isi pameran mereka, dan siap menjelaskannnya pada tamu pengunjung. 

Sedangkan adik kelas 1, 2, dan 3 berperan sebagai pengunjung, dan mendapat tugas mempelajari, mengamati, menuliskan dan menggambar puspa satwa yang diamati berikut narasi tentang sifat dan keunikannya.  

Tak ketinggalan Mini Zoo Semut juga menampilkan satwa peliharaannya, serta melengkapi papan informasi di area mini zoo. Ini memang pembelajaran outdoor yang dikreasikan sebagai kegiatan yang menyenangkan dan menarik, serta menggelitik rasa ingin tahu siswa.


Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional bertujuan untuk meningkatkan kepedulian, upaya perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatannya secara berkelanjutan untuk kehidupan manusia. 


FOTO Upacara di halaman

Saking banyaknya siswa yang membawa jenis tanaman dan hewan, maka dibuat 3 pengelompokan area: lapangan basket, depan kantin, dan di lapangan kecil. Kesemuanya agar siswa pengunjung dapat bergiliran ke meja pameran dengan tertib. 

Sebelum pameran berlangsung, dilakukan upacara bersama, berisi pemaknaan akan pentingnya hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional diperingati, agar kita semua peduli dan cinta menjaga kelestarian alam dan lingkungan. 


hari Puspa dan Satwa Nasional 2019 -a
siswa mengenalkan pohon Tin/Ara sebagai tanaman buah dan berkhasiat

1. Siswa membawa beragam tanaman yang mereka miliki di rumah. Siswa secara berkelompok membagi tugas, ada yang membawa tanaman, ada yang menyiapkan poster penjelasan, dan ada yang bertugas menjelaskan sifat, fungsi kegunaan, dan keunikan tanaman tersebut.  

Pohon Tin/Ara ini misalnya, buahnya enak dimakan dan berkhasiat obat, serta daunnya dapat dikeringkan menjadi seperti daun teh jika diminum yang  berkhasiat obat untuk mengatasi berbagai penyakit.  

hari puspa dan satwa nasional 2019 SD Semut-Semut
Ini tanaman bunga matahari dan tanaman cabe rawit. Keduanya jenis tanaman yang buahnya bermanfaat dapat dimakan
2. Siswa menampilkan tanaman yang terbaik dalam display di meja. Salah satunya, ada kembang bunga matahari, yang posisi bunga selalu tegak menghadap matahari terbit. Juga ada cabe rawit yang subur dan sedang berbuah. (hei lihat... buahnya sampai lepas... tersenggol teman).  Siswa membuat poster atau narasi tentang jenis dan sifat  tanaman, serta manfaatnya.  

hari puspa dan satwa nasional 2019 SD Semut-Semut
Menjelaskan tentang nama, sifat, jenis, keunikan dan manfaat tanaman.
Ini melatih siswa untuk mempresentasikan pengetahuannya pada adik kelas. 

3. "Pohon ini untuk apa kak. Apa namanya?" tanya siswa kelas 3. "Kok daunnya warna merah, kenapa ya?", tanya yang lain.  Ini saat ketika kakak kelas menjelaskan tanaman cabe yang berbuah, serta tanaman kastuba yang berdaun merah. 

Menjelaskan jenis, keunikan, dan manfaat sesuatu tanaman merupakan suatu latihan berfikir kritis. Dan sebaik-baiknya berusaha  merespon pertanyaan-pertanyaan dari adik-adik, yang sudah dibekali tugas untuk mencatat berbagai informasi menarik dari pameran ini. 

hari puspa dan satwa nasional 2019 SD Semut-Semut
berbagi tugas, siapa yang akan menjelaskan apa. Kegiatan HPSN 2019 ini mengundang antusiasme siswa yang tinggi karena mereka menampilkan hewan-hewan peliharaan yang mereka sukai dan mengerti karakternya. Sekaligus menularkan rasa memiliki dan sayang pada puspa dan satwa kepada adik-adik kelas. 

4. Siswa berembung membawa satwa supaya mewakili berbagai jenis. Dibagi 5 jenis : Serangga, Mamalia, Reptil,  Ikan, dan Unggas/Burung. 


hari puspa dan satwa nasional 2019 SD Semut-Semut
"Pak, ini kadal pohon (bunglon), saya tangkap di pohon dekat rumah. Tapi ada yang ekornya putus.". Ya, memang begitu cara bunglon menghindar dari pemburunya. Selesai pameran, hewan ini dilepaskan di kebun sekolah agar kembali meliar di alam bebas. 

hari puspa dan satwa nasional 2019 SD Semut-Semut
Ini kucing anggora yang berbulu panjang, landak mini, burung lovebird, dan kura-kura kesayangan.  Landak mini, kucing anggora,  dan lovebird semula adalah hewan dari luar negeri/impor,  yang dipelihara sebagai hewan hobiies, dan dibudidayakan di sini. Semua hewan  mulanya adalah hewan liar di alam, seperti kura-kura ini, yang kemudian berhasil dipelihara di lingkungan manusia, dan berkembangbiak serta dibudidayakan untuk mendatangkan keuntungan ekonomi dengan memperjualbelikannya. . 

Di pameran tampak kaki seribu, kumbang (serangga), kelinci, kucing, anak kucing, marmut, hamster, tikus (mamalia), iguana, bunglon (reptil), kura-kura, biawak (ampibia), burung lovebird, ikan cupang, ikan mas, dan banyak lainnya. Wadahnya pun beragam, unik dan lucu. 

Sebenarnya Indonesia memiliki beragam hewan asli Indonesia yang menarik, lucu, dan indah. Kita akan perkenalkan pada kesempatan HCPSN 2020 mendatang ya.. 


hari puspa dan satwa nasional 2019 SD Semut-Semut
Siswa tampak asyik menuliskan narasi gambar dan cerita atas pengalamannya mengunjungi pameran pagi ini. Meski kegiatan berlangsung singkat, karena penyelenggaraan efektif siswa dapat menikmati seluruh area pemeran dengan senang. 

5. Salah satu cara dalam model pendidikan natural, adalah pembelajaran kontekstual, dengan sumber ajar yang alami dekat dengan anak, dilakukan secara langsung (hands on learning), serta boleh menyelesaikan tugas sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

Sebagian siswa (kelas 1) menggambar tanaman dan satwa yang diminatinya. Sebagian yang telah mampu menulis, melengkapi dengan uraian. Demikian untuk kelas yang lebih tinggi, dapat melengkapi dengan lebih teliti. 

Seru melihat mereka asyik memperhatikan, menggambar, dan menuliskan respon perasaan mereka. Hasil laporan diserahkan kepada guru kelas.  


Ikon Puspa dan Satwa Nasional 2019 yaitu puspa  Saninten atau Castanopsis argentea, dan burung langka Isap Madu Rote yang diberi nama Irianawidodoae.

PERINGATAN HARI CINTA PUSPA dan SATWA NASIONAL 2019 berlangsung di berbagai tempat dan oleh berbagai Lembaga: 

Menurut LIPI, masih banyak spesies (jenis) puspa dan satwa yang belum terindentifikasi di alam Indonesia, saking banyak dan kayanya keragaman hayati kita. 

Pada 4 November 2019 kemarin LIPI melaporkan, telah menemukan dua spesies baru anggrek khas Indonesia yang diberi nama Dendrobium nagataksaka dari provinsi Papua Barat dan Eulophia lagaligo dari Sulawesi Selatan. (lihat jurnal ilmiah internasional Phytotaxa, September 2019.
Anggrek Dendrobium nagataksaka adalah jenis anggrek yang ditemukan tumbuh menempel di permukaan batang pepohonan. 

Sedangkan Eulophia lagaligo memiliki kemiripan dengan Eulophia nuda (jenis anggrek yang sebelumnya sudah ditemukan). Bedanya, pada bentuk dagu bunganya yang berasal dari kaki tugu dan bibir-bunga dan menekuk kebawah. Juga tugu bunga yang lebih ramping, serta penutup anther yang memanjang. 

Pada Oktober 2019, LIPI melaporkan dua temuan baru satwa asal Indonesia, yaitu Katak Tanduk Kalimantan dan Kodok Wayang dari Sumatera, serta Burung pemakan madu dari pulau Alor.

Katak tanduk dideskripsikan oleh tim peneliti dari LIPI, Kyoto University Jepang, Aichi University of Education Jepang, Institut Teknologi Bandung dan Universitas Negeri Semarang. Spesies katak ini merupakan katak yang ditemukan di pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, juga di Bario, Sarawak dan pegunungan Crocker di Sabah, Malaysia. 

Selain itu, peneliti juga menemukan tiga spesies baru kodok wayang dari hutan dataran tinggi Sumatera. 

jenis baru burung pemakan madu, spesies Myzomela prawiradilagae .
Sumber : Tempo/KLHK 
Adapun burung pemakan madu yang berasal dari Alor ini merupakan jenis baru dari Myzomela prawiradilagae. Ini menambah jumlah total burung genus Myzomela di Indonesia menjadi 20 jenis. 


  • KEGIATAN TINGKAT NASIONAL OLEH WWF INDONESIA

WWF (World Wild Fund) Indonesia merupakan organisasi pecinta lingkungan yang kerap memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional.

Untuk pertama kalinya, WWF Indonesia menggelar Wild Wisdom Quiz (WWQ) 2019, di kantornya di Jakarta,  pada Rabu lalu (6/11) yang diikuti 9 tim dari  3 sekolah, yaitu  Sekolah Alam Indonesia, Sekolah Cikal Amri, dan Sekolah Dasar Islam Tugasku, Jakarta.

WWQ, ajang lomba tingkat SD SMP yang bertujuan mengajak anak-anak untuk lebih meningkatkan pengetahuannya tentang lingkungan dan nilai keberagaman hayati. Lomba WWQ ini mirip cerdas cermat, dan dilakukan di India sejak 2008.  

Selain memberi pertanyaan dan menginformasikan benar atau salahnya jawaban, para juri dan pembawa kuis memberikan edukasi tentang apa yang belum diketahui peserta. Tak sekadar berlomba mengejar kemenangan, para pelajar juga mendapatkan ilmu dari WWQ 2019. (mungkin SD Semut-Semut bisa ikut di periode WWQ mendatang ya).

pemenang WWQ 2019 Sekolah Alam Indonesia, disusul Sekolah Cikal Amri, dan Sekolah  Dasar Islam Tugasku. 
Sumber dan Foto : IDN Times, Yolanda Vania 

Bibianasyifa dan Fitri Nur Aulia,  dari Sekolah Alam Indonesia, akan mewakili Indonesia untuk bertanding dalam WWQ tingkat dunia di New Delhi, India, pada 18-22 November 2019. Seluruh biaya perjalanan ditanggung oleh WWF Indonesia. 

Di sana, akan bertemu peserta dari 7 negara lain yaitu India, Nepal, Bhutan, Inggris, Singapura, Hongkong, dan Colombia, memperebutkan kedudukan lima besar untuk mendapatkan hadiah spesial.

Hadiah spesial itu, adalah kunjungan ilmiah ke salah satu taman nasional di India dan Taj Mahal. Wah serunya...  

  • KEGIATAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP dan KEHUTANAN  

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Kehati Nusantara Expo 2019, di Lapangan Banteng, tanggal 8 November hingga 8 Desember 2019.

Tujuannya, untuk memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk menjaga dan melindungi keanekaragaman hayati di habitat asli di alam Indonesia dari kepunahan.

Dalam pameran itu juga ditetapkan Ikon Puspa dan Satwa Nasional yaitu Saninten atau Castanopsis argentea dan burung langka Isap Madu Rote atau yang diberi nama Irianawidodoae.

Demikian keseruan peringatan Hari Puspa dan Satwa Nasional 2019. Yuk kita sayangi dan lindungi alam lingkungan kita, agar kita hidup nyaman, sehat, bahagia, dan berkelanjutan dengan alam yang asri.

Jangan sampai sumber daya alam rusak karena ketidaktahuan dan keserakahan mengeksploitasi alam. /IM 

Post a Comment

0 Comments