Mengenal burung puter, ada yang putih dan ada yang coklat warnanya. Burung yang suara merdunya membuat suasana mini zoo sekolah menjadi riang.
Menyilangkan burung puter, memenuhi rasa ingin tahu |
BURUNG PUTER SI BURUNG PENYANYI
Burung puter merupakan burung yang paling suka berbunyi di pagi hari. Di masyarakat Jawa, biasanya hampir tiap rumah ada burung puter, untuk membangunkan tidur. Saat subuh tiba, burung puter sudah bernyanyi, suaranya merdu, kuk gerukkk, ... kuk gerukkk, ... kuk gerukk kuk...
Bagi yang percaya, suara burung yang gampang bernyanyi ini, melambangkan ketenangan jiwa. Suara merdu burung puter memancing burung lain di sekitarnya untuk bernyanyi, seperti perkutut, kutilang, tekukur, dsb. Terjadi harmoni alam, yang melambangkan lingkungan yang tenang, sejahtera, aman, dan makmur.
Burung puter yang sudah jinak terus saja bernyanyi sepanjang hari, seperti muter begitu, sehingga disebut burung puter. Karena suaranya tak putus itu, dipercaya membawa rejeki keberuntungan yang terus menerus. Ini mitos memelihara burung puter, terutama puter putih, yang dipercaya masyarakat.
Burung puter yang sudah jinak terus saja bernyanyi sepanjang hari, seperti muter begitu, sehingga disebut burung puter. Karena suaranya tak putus itu, dipercaya membawa rejeki keberuntungan yang terus menerus. Ini mitos memelihara burung puter, terutama puter putih, yang dipercaya masyarakat.
STREPTOPELIA RISORIA
Nama ilmiah burung puter adalah Streptopelia risoria, masih sekeluarga dengan burung perkutut, burung tekukur atau derkuku. (O ya, kalau siang hari agak sepi, suka berdatangan burung derkuku liar untuk ikut makan remah-remah jatuhan biji-bijian pakan burung.. ) Kalau sedang bernyanyi, suara indahnya membuat suasana mini zoo sekolah menjadi riang.
Jenis yang mahal adalah puter putih dan puter putih berkalung, dengan mata merah. Tapi sebenarnya ini hanya penyimpangan warna mata saja lho...
Nama ilmiah burung puter adalah Streptopelia risoria, masih sekeluarga dengan burung perkutut, burung tekukur atau derkuku. (O ya, kalau siang hari agak sepi, suka berdatangan burung derkuku liar untuk ikut makan remah-remah jatuhan biji-bijian pakan burung.. ) Kalau sedang bernyanyi, suara indahnya membuat suasana mini zoo sekolah menjadi riang.
Jenis yang mahal adalah puter putih dan puter putih berkalung, dengan mata merah. Tapi sebenarnya ini hanya penyimpangan warna mata saja lho...
Puter putih sebenarnya adalah jenis albino dari puter coklat. Puter putih yang terseleksi, suaranya lebih merdu dan panjang, dan sering dilombakan. Yang suaranya merdu itu disebut burung puter pelung.
Di Mini Zoo Semut, kami memelihara 2 pasang. Empat ekor balam jambi itu kami perjodohkan bersilang. Kandang pertama, jantan puter coklat biasa dipasangkan dengan betina puter putih. Kandang kedua, betina puter coklat biasa dipasangkan dengan betina puter putih. Ingin tahu, keturunannya akan berwarna apa ya...
"Pak, nama panggilan burung ini siapa," tanya siswa. "Kamu boleh menamai sesukai hatimu. Tapi burung puter kurang cerdas, dia mungkin tidak ingat namanya meski kamu sering memanggil," kata saya.
Ke dalam kandang kawat, telah siap kotak bertelur. Dan beberapa pekan lalu pasangan burung puter ini melakukan perkawinan. Kelihatan burung sudah mulai suka turun naik menempati sarangnya.
Ada siswa yang kerap menanyakan soal bertelur ini. Kadang ia berjinjit atau meloncat supaya bisa melongok ke dalam kotak. "Kok belum nelor ya pak?" "Ya, bapak periksa dulu ya kotaknya," saya membuka kandang, dan meraba isi kotak, yang ternyata masih kosong. "Belum, kita tunggu ya.. Ia akan bertelur dan mengeram sekitar 17 hari.. ," jelas saya.
Memeliharanya sangat mudah, karena ia pemakan biji-bijian saja, seperti padi, beras, jagung, jawawut, milet, dan biji kacang hijau. Sesekali puter suka mandi jika disemprotkan air ke kandangnya. Ia pun tidak mudah stress, mudah jinak, artinya mau bernyanyi meski pun dekat orang.
Ingin rasanya merasakan dan melihat proses bertelur, mengeram, dan menetasnya burung puter. Sabar ya... Mungkin karena persilangan warna, jadi proses perjodohannya jadi lambat... (IM)
Lihat juga:
0 Comments