NAMAKU BRUNO, AKU SEEKOR MUSANG PANDAN DI MINI ZOO SEKOLAH


Perkenalkan teman-teman kecil, aku dinamai Bruno. Aku seekor musang pandan di mini zoo sekolah, tepatnya di Mini Zoo Semut di Depok. Datang ya ke kandang ku... 


gambar tangan seekor musang pandan  WIKIPEDIA
Musang pandan, atau luwak, menjadi ikon kopi luwak  


Aku Bruno musang pandan di mini zoo semut
Ini aku Bruno. Teman-teman kecil suka mengganggu ku saat aku tidur. Aku seekor musang pandan

NAMAKU BRUNO, AKU SEEKOR MUSANG PANDAN


Suatu malam  di bulan Januari awal semester, hujan turun deras.  Sore sampai tengah malam. Usai hujan, pak Satpam keliling mengecek keadaan sekolah SD Semut-Semut. Ia mendapati di pojok pintu kelas 2, di lantai dasar, ada dua ekor hewan. Rupanya, musang. Yang besar induknya, ditemani anaknya yang kecil, basah kedinginan. 


Melihat kedatangan pak Satpam, induk musang segera pergi. Ia meninggalkan sang anak, yang ukurannya sedikit lebih besar dari  anak kucing. Bulu si kecil basah, ia kedinginan. Pak Satpam menangkap dan menolongnya, dan meletakkannya di kandang yang ada di mini zoo sekolah. 


Kami pun merawatnya, sebagai koleksi di Mini Zoo Semut. Keseharian memelihara musang pandan di mini zoo sekolah memang susah gampang juga. Kadang mau didekati, kadang suka marah menakuti.  


Sekarang anak musang itu sudah remaja, usianya mungkin sekitar 9 bulan. Tubuhnya bulat gempal. Ekornya panjang sekitar 50 cm. Tempat tidurnya pun sudah sempit.

DIBERI NAMA BRUNO 

Ia kami namai Bruno, mengulang nama musang terdahulu yang sudah mati. Bruno yang dulu itu hadiah dari staf sekolah. Ia sakit tak mau makan, akhirnya mati. Mungkin terjadi kesalahan dalam merawat dan makanan.   

Paradoxurus hermaphroditus adalah nama latin Musang. Musang banyak di temukan di berbagai daerah di Indonesia.  Tiap daerah memiliki karakter warna yang berbeda. Contoh, musang Bali berbulu agak pirang. Juga ada musang berbulu putih, rupanya musang ini albino, artinya ada kelainan dalam pigmen warna bulu.

Musang pandan biasa dipanggil musang luwak, karena suka memangsa biji kopi masak di pohon. Kotorannya yang berisi biji kopi, dikumpulkan, dibersihkan, lalu diolah menjadi kopi luwak yang enak dan mahal harganya. 


Musang juga memiliki keluarga sejenisnya, seperti rase dan garangan. Hewan garangan ini ternyata lebih buas, dan di kebun suka mencuri ayam peliharaan.  


Musang adalah mamalia pemangsa (carnivora) yang hidup aktif di malam hari (nokturnal). Tapi dia juga suka makan buah. Malam hari dia berburu buah matang di pohon, atau mencari burung atau anak burung, atau serangga.    


Ternyata, dari motif bulunya, Bruno adalah jenis musang pandan. Mukanya belang putih dengan warna tubuh kehitaman bertotol. Sewaktu-waktu kalau diganggu dia suka mengeluarkan aroma khas daun pandan. 


Sejak awal memelihara di Mini Zoo Semut, pakan Bruno berupa pelet kucing -  ini mencontoh cara komunitas musang memelihara musang.  Ternyata musang suka pakan kucing, memang kebutuhan protein hewani musang setara kebutuhan kucing. 


Bruno juga diberi buah seperti pepaya dan pisang yang manis matang, atau mangga dan jambu biji. Sesekali diberi makan serangga seperti jangkrik dan ulat. Dia suka..  


Karena makan pelet kucing, tugas memberi makan Bruno  jadi gampang. Tidak repot harus menyediakan pakan segar seperti rebusan kepala ayam, rebusan daging ayam, atau jangkrik seperti dahulu.

Kandangnya tidak berbau menyengat. Kotorannya pun sedikit. Sewaktu-waktu tercium wangi daun pandan atau seperti harum dedaunan. Itu lah pertanda dia seekor musang pandan. 

MASIH SUKA TERIAK MENAKUTI, DAN MAU MENGGIGIT 


Sayangnya saat ini Bruno belum bisa diajak bermain keluar kandang. Ia belum jinak, kalau kita memasukkan tangan ia akan berteriak menakuti (hissing). Jika memaksa pegang, Bruno menyambar dengan cepat sambil menggigit. Gigi taringnya tumbuh dengan baik, sehingga kalau terkena lumayan .... berdarah. 


Dua hari sekali, kalau matahari hangat, Bruno dimandikan. Setelahnya, sekitar 20 menit melatihnya kenal tangan, dengan mengelus-elus buntut dan punggungnya. Ini supaya kenal orang, merasa dekat, sehingga mau jinak. 


Biasanya Bruno menghindar membelakangi, dan geser ke kiri-kanan tanpa henti sampai capek. Proses latihan selesai, dan kotak makanan diisi. Kemudian Brono makan. 

Proses menjinakkannya kelihatan masih panjang, dan terus terang agak menantang keberanian beresiko luka. 


"Pak, gak takut digigit...," tanya siswa, melihat saya mengelus punggung Bruno. 
"Ya, dia masih belum jinak, dan masih mau menggigit. Nih tangan bapak luka," kata saya menjelaskan. 

Menjinakkan Bruno adalah salah satu upaya agar siswa dapat kelak berinteraksi dengan Bruno. 

Memelihara musang kini menjadi tren. Ternyata hewan liar yang pemangsa dan terkesan buas ini, jika jinak menjadi hewan rumah yang baik dan suka diajak bermain. 

Komunitas musang banyak tersebar di berbagai kota. Mereka telah mencoba berbagai cara untuk menjinakkan musang. Mengangkat hewan liar menjadi hewan hobiies. 


Di peternakan, musang bermanfaat untuk memproduksi kopi luwak. Di alam bebas, musang berfungsi menyebarkan benih biji, sehingga hutan tropis akan terjaga kelangsungannya.  Begitu kaya ya biodiversity Indonesia. 


Di mini zoo sekolah, gayanya yang galak menjadi objek yang selalu ingin diganggu oleh teman-teman kecil. "Mungkin ingin bermain dengan ku secara lebih akrab...," barangkali pikir Bruno begitu.  (IM) 

Jump to navigation

Post a Comment

1 Comments