RESIKO ANAK TANPA KECERDASAN NATURALIS, DAN CARA MEMUPUKNYA

Kenalkan kecintaan akan lingkungan hidup sejak usia dini 

Berinteraksi dengan memegang dan menyayangi Iguana


Beragam perilaku anak terhadap satwa atau tanaman 

Ada yang usil, selalu mengganggu 

Misal, kalau lewat selalu jahil menjambret dan merobek daun-daun tanaman 

Kalau di kandang hewan, sigap mencari ranting atau bambu pendek, atau apa saja yang bisa dipakai untuk mencolok-colok mata atau badan hewan  

Kalau ketemu hewan di halaman, cenderung untuk mengganggu dengan menyepak atau mengejar-ngejar 

Ini semua karena pola asuh di masa kecil (usia PG hingga SMP), yang tidak memperkenalkan satwa dan tanaman sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang bermanfaat dan perlu dikasih-sayangi  

Lantaran tidak kenal, ananda tidak tahu cara berinteraksi yang patut 

Bukannya menyayangi, malahan menyakiti 

Jadi, tanpa pengetahuan atau kecerdasan alam (kecerdasan naturalis), anak atau kita memang tidak mampu menghargai alam 

Wajar kita temukan kisah-kisah sedih, eksploitasi tanaman dan satwa secara berlebihan dengan alasan ekonomis, sehingga banyak terjadi kerusakan di alam
Bahkan sebagian mahluk itu hampir punah jadinya 

Juga pembukaan hutan dengan alasan untuk tempat tinggal atau perkebunan, tanpa mempertimbangkan keberadaan para hewan dan satwa yang ada di sana, yang juga perlu dilindungi dan dipertahankan  

Akhirnya, dalam jangka panjang kita menemukan kerusakan alam yang parah, yang berakibat pada banjir bandang, tanah longsor, kebakaran hutan, hingga musim kering berkepanjangan 


MINI ZOO SEBAGAI AWAL PENGENALAN KECERDASAN NATURALIS 


Melalui minizoo sekolah, kita dapat membentuk kecerdasan naturalis atau kepedulian anak pada lingkungan hidup, berupa satwa dan tanaman  

Di minizoo, siswa diperkenankan untuk berinteraksi, dengan memegang, membelai, memberi makan, memanen telur, atau pun ikut gotong royong membersihkan kandang 

Contoh sederhana, misalnya minizoo memelihara iguana 

Iguana memang salah satu hewan yang paling menyedot perhatian anak. Penampilannya yang sangat mirip miniatur buaya, mengundang anak untuk ingin tahu lebih jauh. 

Iguana tidak menggigit, dan hanya sesekali agresif menyabetkan ekor ketika merasa terancam. Selebihnya, iguana hanya kabur menghindar dari situasi yang tidak nyaman baginya.

Bermain dengan iguana jinak, sesuatu yang aman dan wajar.  
 
Iguana sekaligus merupakan ujian keberanian anak terhadap hewan, sebab tampilan iguana yang menggemaskan, unik, dan sedikit 'menakutkan' 


TIPS MELATIH KECERDASAN NATURALIS MELALUI IGUANA 

Guru dan siswa berkunjung ke kandang iguana, atau  guru mempersiapkan seekor iguana jinak dalam kandang kecil 

1. Ajak siswa mendekati kandang, makin dekat makin baik 
    Anak merasa iguana tidak berbahaya, dan mulai timbul rasa ingin tahu 
2. Membuka pintu kandang, siswa diajak lebih mendekat tanpa rasa takut 
3. Guru/pembimbing meraba iguana dalam kandang 
    Setelah iguana tenang, guru mengajak siswa meraba iguana
4. Siswa diajak merasakan ketebalan kulit iguana 
5. Siswa menyadari kalau iguanan tidak menggigit 
6. Siswa diajak memandikan iguana, dengan menyemprotkan air secara perlahan ke  badan iguana 
7. Siswa memberi makan iguana, dengan meletakkan makanan (sudah disiapkan) ke dalam wadah
8. Siswa diajari membersihkan kandang dengan mencuci kandang
9. Kembali ke kelas, siswa diajak menggambar dan atau mewarnai gambar iguana

Sembari berinteraksi, guru juga menambahkan informasi tentang iguana, terutama cara hidup di alam, dan manfaat iguana dalam ekosistem hutan 

Ini salah satu contoh kegiatan bersama seekor iguana yang bermanfaat memupuk sikap cinta alam (naturalis)

Tentu kegiatan ini dapat dilakukan dengan berbagai objek satwa lainnya 
Semisal, memanggil burung dara dan memberikan makanan di tangan (handsfeed)

Kegiatan secara berulang pada kesempatan lain, tentu akan memupuk sikap respek siswa pada satwa dan lingkungan hidup

Dengan mengenal lebih dekat, siswa dapat merasa bahwa satwa itu memiliki kehidupan yang unik, dan merawatnya ternyata menyenangkan 


(IM)

Post a Comment

0 Comments