Jika merpati berpindah tempat tidur dan meninggalkan kotoran di berbagai tempat, berarti kandang merpati tidak aman diserang oleh predator seperti musang atau hewan pemangsa lain. Merpati tidak punya daya untuk berkelahi, ia akan pergi menghindar.
Inilah suka duka mengelola satwa peliharaan di mini zoo sekolah.
Laporannya seperti ini:
- Banyak ditemukan kotoran burung (diduga dari bentuk dan warnanya itu adalah kotoran burung merpati) di area gang di lantai 2 sekolah, juga gang teras lantai 3.
- Juga banyak bulu burung -warna putih- bertebaran.
Waduh ....... Rupanya tahi kotoran burung merpati berceceran di depan ruang kelas di lantai 2 dan lantai 3 sekolah. Dan ini sudah terjadi beberapa hari.
Polah burung merpati ini seperti mengirim serangan 'bom' 'bom' kecil, yang menyebar ... wow.. teras kelas diserang oleh kumpulan burung merpati..
Ini akan menimbulkan masalah kebersihan dan kesehatan ... Dan tidak boleh ada kotoran hewan di dekat kelas atau tempat siswa berada.
Apa yang gerangan terjadi? Kenapa merpati, kok kamu pindah main di sini? Apa kamu tidur malam di sini?
Bukankah lebih enak tidur di kandangmu masing-masing ... Bukankah kandangmu sudah disiapkan di mini zoo sekolah, cukup luas dan banyak tempat hinggap, 'kan ?
Hadeuuh...
MERPATI DIKURANGI?
Setelah mendapat masukan dari rekan pengurus sekolah, tersebab kotoran tahi merpati itu, kemarin saya juga mendapat pesan kekuatiran kalau keberadaan merpati itu telah mengganggu kebersihan.
"Apa burung merpatinya dikurangi saja ya pak?"
"Memangnya ada berapa ekor pak, kok kelihatannya banyak ya sehingga sampe tidur atau main di dekat ruang kelas?"
"Apa sebaiknya ditangkap dan dijual saja ya kalau terlalu banyak..."
Keadaannya tidak sederhana, dan mungkin akan lebih buruk lagi bila tidak ada tindakan.
Bahkan kabarnya, kotoran ini sudah cukup lama sering berada di sini. Artinya, beberapa merpati sudah menempati pagar-pagar lantai 2 kelas, atau malahan bersarang di lubang angin kelas?
Ini benar-benar serangan, yaitu kepindahan merpati bermalam atau bermukim. Wah, kita perlu 'penyelidikan' lebih jauh ya tentang hal ini .. (..hihii.. jadi mirip detektif ya)_...
SUKA DUKA MENGEMBANGKAN KOLONI MERPATI
Begitulah rupanya rasa sedih atau suka duka memelihara koloni merpati.Ketika masih 4 ekor atau 2 pasang, kita ingin merpati segera berkembang biak dan membentuk koloni.
Namun setelah jumlahnya berkembang, kini sekitar 20 ekor, kok malahan menjadi masalah dengan kotorannya. Kalau mereka tidak tertib, dan menempati berbagai celah atau rongga yang nyaman, apakah di lubang angin atau celah atap, maka kotorannya pun akan tercecer di sana.
Harusnya ini tidak terjadi, karena merpati adalah hewan yang setia pada pasangan dan kandangnya. Ia selalu kembali ke kandang setelah sore hari, untuk tidur.
Kalau sedang mengeram atau sudah punya bayi merpati, dia akan selalu menjaga di dalam atau di muka pintu masuk kandang agar anaknya selalu aman.
Saat anak sudah lahir, ia tetap rajin menjaga, sebentar terbang pergi mencari makan berupa biji-bijian, lalu setelah dapat segera kembali dan menyuapi anaknya.
Begitu sampai anak besar, sekitar 1 bulan, bahkan sampai melatih anak terbang. Barulah sang anak dilepas dari pengawasannya dan belajar mandiri.
Karena rajin bertelur dan membesarkan anak, maka dalam tempo setahun merpati bisa berketurunan 3 kali. Artinya, dalam setahun bisa 3 kali lipat peliharaan kita.
tadinya sedikit jumlahnya dan terus berkembang biak |
koloni merpati makin banyak karena berkembang biak |
Nah, ketika sudah banyak, maka suasananya sangat menyenangkan, terutama ketika memberi makan pada pagi atau siang dan sore hari.
Pagi hari, ketika ada yang datang membawa kantong biji-bijian, mereka segera berhamburan turun terbang datang mendekat. Ada yang menclok di tangan, di bahu, dan berserakan di sekitar kaki. Minta makan ....
Makanan kesukaannya biji jagung, biji kacang tanah, beras merah, padi kecil, dan jewawut. Diaduk merata, ini dia makanan yang paling nyam-nyam ..
suka memberi makan merpati di pagi hari |
Berani makan di tangan, mencok di lengan dan makan langsung dari tangan kita. Wuihh menyenangkan sekali kan... Dan teman-teman siswa SD dan Playgrup telah terbiasa memberi makan seperti ini.
KENAPA PINDAH TIDUR?
Berantakannya kotoran merpati di beberapa tempat itu, sebenarnya sudah ada gejala-gejala tidak beres.
Sebelumnya, di area pintu keluar mini zoo Semut, juga ada tebaran kotoran merpati yang cukup banyak setiap pagi. Rupanya, jauh di atas, di dahan yang tinggi, banyak burung yang beristirahat di ranting yang sangat-sangat tinggi. Mungkin dia mencari tempat berjemur pagi hari.
Lokasi berjemur yang ideal selama ini sebenarnya di teras samping kandang, yang datar dan luas, penuh cahaya matahari. Tetapi ini kok ranting yang atas itu menjadi tempat mereka berkumpul ya. Jadi mereka rupanya pindah mencari tempat berkumpul yang baru.. meski tinggi...
TERNYATA PINDAH TIDUR DI BALIK BOKS LAMPU
Kembali ke persoalan kotoran merpati di teras kelas.
Teliti punya teliti, ternyata di malam hari mereka berdiam di balik boks lampu.
merpati yang biasanya tidur di kandang, kini pindah tidur di atas box lampu di langit-langit teras kelas |
Sebgian merpati rupanya juga berdiam di pagar teralis dinding, karena ukuran teralis besi nyaman bagi jejari merpati mencengkeram.
Lantai 2 dan 3 memang pada malam hari tidak dinyalakan lampu, atau sedikit penerangan.
Jadi benar kalau merpati ini telah pindah tidur.
MENGAPA PINDAH TIDUR? PERGI TIDAK BETAH DIKANDANGNYA
Diperkirakan, bebarapa burung sengaja pindah tidur karena mencari tempat yang lebih aman atau nyaman.
Dan memang di siang hari tidak sebanyak itu lagi burung merpati yang kelihatan. Kandang pun kelihatan lebih sepi...
Menurut kebiasaan, kandang koloni merpati dibuat letaknya tinggi, agar tidak terjangkau oleh predator atau pemangsanya, seperti kucing, tikus rumah, ular, musang dan garang-garang pemakan anak ayam.
Tiang kandang biasanya dibuat tinggi dan terbuat dari bambu bulat atau besi bulat, sehingga licin agar hewan-hewan pemangsa tidak mudah naik.
Sebab, bau aroma anak merpati terasa harum menggoda dan nikmat menarik bagi satwa predator malam seperti musang atau garang-garang (sejenis kucing liar).
Dan saya mendapat laporan tambahan yang mengejutkan:
- Ada 2 ekor merpati yang mati dengan kepala putus atau hilang.
- Beberapa hari kemudian ada lagi 1 ekor yang mati dalam keadaan serupa: kepala hilang.
- Jadi ada 3 ekor merpati yang mati mengenaskan dengan hilang kepala. Juga saya tidak mendengar suara anak-anak merpati yang biasanya berteriak-teriak minta makan. Sebelum libur beberapa bayi merpati akan lahir. Mungkin, sang bayi pun telah dimakan predator.
Itu laporan dari Pak Sukri yang bertugas sehari-hari di kandang.
Beliau menemukan bangkai ke 3 ekor merpati mati dengan kepala hilang atau putus. Badannya masih utuh, tapi tidak berkepala. Ditemukan di bawah sekitar kandang. Dan kemudian segera dikuburkan.
Berarti, kandang pegupon merpati telah disatroni oleh pemangsa atau predator. Yang paling mungkin adalah musang. Oh sedihnya ...
Memang, di pepohonan ada tinggal beberapa ekor musang. Selama ini, geng musang itu baik-baik saja tidak mengganggu. Sebelum ini tidak ada terjadi kasus burung merpati yang mati celaka dibunuh mereka.
Pernah ada yang mati seekor, tetapi mati sakit lemah. Ketika itu, si merpati kecil meski masih terbilang anak tetapi sudah berani turun mencari makan. Paruhnya paruhnya belum bisa mematuk makanan, dan sayangnya ia pun belum kuat kembali terbang naik ke kandang di atas.
Kembali ke soal kematian merpati.
Saya curiga, kandang koloni telah diobrak-abrik musang pandan. Ingat cerita Bruno si Musang Pandan? Mungkin Bruno yang lepas dahulu, telah dewasa, dan kini sedang kesulitan mencari makan.
Atau induk si Bruno, atau para saudaranya Bruno sesama musang pandan juga mengunjungi kandang merpati untuk memakan merpati atau bayi merpati.
Mungkin ia sudah tumbuh besar, tapi makanan yang tersedia sedikit. Maklum, musim rambutan dan mangga sudah usai. Kini kebun tidak ada sama sekali buah-buahan yang bisa dimakan oleh musang. Jadi mereka menyerang kandang koloni, untuk mencari makanan anak merpati atau induk burung merpati.
Kesibukan anak-anak bermain pun tidak ada, sehingga mungkin predator seperti musang jadi lebih berani dan gampang turun dari pepohonan ke bawah atau ke kandang merpati di sore atau malam hari yang sepi.
SOLUSI JALAN KELUAR
Jalan keluar yang akan ditempuh adalah memperbaiki desain kandang koloni atau kandang pegupon ini.Yang semula tanpa dinding, atau terbuka, akan diubah menjadi kandang tertutup berpintu.
Dahulu ketika awal pembuatan kandang, memang sengaja dibuat terbuka tanpa dinding. Tujuannya, agar burung cantik ini mudah keluar masuk dari arah depan - samping kiri - samping kanan. Tidak perlu berebutan, dan dapat jatah kotak bertelur atau kamar tidur dengan nyaman.
Rencana ke depan, akan dilakukan penutupan sisi kiri dan kanan dengan kawat agar tak bisa didobrak musang. Di sisi muka, dibuat pintu masuk kecil berpintu.
Kawat dipilih, agar kandang tidak pengap karena ada pertukaran udara. Suhu dalam kandang tetap nyaman dan sejuk.
Rencananya, setiap magrib jelang malam setelah semua merpati masuk kandang, maka pintu masuk kecil itu akan ditutup.
Pintu baru dibuka esok pagi saat mereka akan diberi makan. Silakan terbang keluar, bermain-main, tapi ingat nanti sore pulang dan tidur di kandangnya.
Semoga kandang menjadi aman dari para penjarah telur, pemangsa anak, atau predator di malam hari.
Pintu baru dibuka esok pagi saat mereka akan diberi makan. Silakan terbang keluar, bermain-main, tapi ingat nanti sore pulang dan tidur di kandangnya.
Semoga kandang menjadi aman dari para penjarah telur, pemangsa anak, atau predator di malam hari.
Mudah-mudahan segera bisa segera dibuat, dengan bantuan pak tukang.
Tunggu ya cerita lanjutannya. (IM)
Tunggu ya cerita lanjutannya. (IM)
Lihat juga:
0 Comments