Di sekolah Indonesia, tampaknya belum ada aturan yang jelas mengatur tentang pemanfaatan satwa di sekolah, dan tingkat resiko yang perlu diperhatikan oleh guru dan pengelola sekolah.
Tiap kegiatan berinteraksi dengan satwa, memiliki resiko, mulai dari yang paling rendah, hingga yang tertinggi.
Untuk kegiatan berinteraksi dengan siswa, perlu diperhatikan tingkat resiko bagi siswa, seperti digigit hingga berdarah, luka kena cakar, atau cidera terjatuh (disepak kuda), hingga terkena penyakit bawaan hewan.
Beberapa penyakit unggas seperti pilek (snot), tetelo, tidak menular kepada manusia. Juga penyakit kulit pada kelinci, seperti gatal/buduk, mencret, tidak menular ke manusia. Biasakan selalu cuci tangan setelah memegang satwa.
Yang dikuatirkan juga adalah infeksi karena luka, seperti luka tercakar oleh kuku iguana atau kuku kelinci. Kuku iguana dewasa cukup tajam dan keras lho, sehingga kalau iguana berontak dari pegangan kita ia mencakar-cakar, pasti akan membuat luka tergores di tangan.
Luka yang terbuka itu dapat kemasukan infeksi kuman-kuman yang kotor di sekitar kandang mini zoo, atau dari area lingkungan sekolah lainnya. Sediakan obat luka seperti Betadine dan tempelan penutup luka, segera obati.
Untuk itu, kebersihan kandang hewan harus terus menerus dijaga sebaik-baiknya.
Bersihkan kandang dari kotoran hewan, buang siswa makanan yang tersisa agar tidak membusuk atau menjamur, dan tidak mengundang tikus-tikus liar berkeliaran datang di malam hari, serta lenyapkan sampah menumpuk yang mengundang lalat.
Jika ada hewan sakit lalu mati, segera dibersihkan kandang dan kubur hewan mati di tempat yang pantas jauh dari kandang.
Yang terbaik adalah segera mengkomposkan kotoran hewan dan sisa makanan berupa sayuran busuk, agar tidak menjadi tempat kerumunan lalat yang menjadi vektor penyakit.
Usahakan membuat kandang di tempat yang terang atau kaya matahari, sehingga cahaya matahari dapat berfungsi sebagai desinfektan/pemati hama bagi berbagai kotoran hewan di kandang.
Segera ganti alas kandang berupa sekam padi (sistem postal), jika sudah terlihat jenuh dengan kotoran. Gunakan alas kandang yang jenuh itu, yang sudah terkomposkan, sebagai pupuk bagi tanaman di halaman sekolah.
Musang dewasa, misalnya, tenaganya cukup besar saat mencakar atau menggigit tangan kita. Bermain dengan musang dengan cara yang salah, dapat membuat musang yang semula jinak berubah sikap jadi agresif menggigit. Luka gigitan musang bisa cukup dalam karena musang memiliki taring dan gigi yang tajam.
Kelinci dewasa, terkadang kalau dipegang dengan posisi yang salah, akan berusaha melompat sambil mencakar. Cara memegang kelinci yang tepat, perlu dilatihkan bagi siswa agar kelinci adem ayem tak berontak apalagi lompat sambil mencakar.
Kalkun dewasa yang jinak pun bisa sewaktu-waktu mau mengejar sambil mematuk ketika ia merasa terganggu.
Gebrakannya dengan memekarkan ekor dan mengembangkan bulu-bulu badan, dan sayapnya, sehingga membuat kaget anak-anak dan mereka pun berlarian kesana kemari. Ketika berlarian itu, ada satu dua anak yang bersenggolan hingga jatuh dan luka gores.
Demikian pula dengan kuda, yang memiliki kekuatan sepak, yang dapat melukai. Juga kalau melompat lompat bisa membuat anak jatuh dan cedera.
Kandang kuda juga mesti dirawat kebersihannya, agar kotoran kuda tidak cenderung menjadi masalah ketika ada siswa yang terjatuh dan luka akan terinfeksi dengan kotoran kuda yang tidak terurus.
Nah, terhadap hewan-hewan yang memberikan kemungkinan luka atau cidera yang beresiko tinggi, seperti kuda, siswa tidak boleh dibiarkan hanya dengan guru atau pendamping biasa, namun siswa juga perlu didampingi oleh ahli satwa, atau ahli peternakan, atau dokter hewan.
Karena itu, jika tidak ada pendamping khusus, sebaiknya sekolah tidak memelihara hewan-hewan yang berukuran besar atau yang berpeluang mencederai.
Beberapa penyakit unggas seperti pilek (snot), tetelo, tidak menular kepada manusia. Juga penyakit kulit pada kelinci, seperti gatal/buduk, mencret, tidak menular ke manusia. Biasakan selalu cuci tangan setelah memegang satwa.
kuku iguana dewasa cukup tajam, sehingga perlu dipotong untuk keamanan bagi siswa |
Luka yang terbuka itu dapat kemasukan infeksi kuman-kuman yang kotor di sekitar kandang mini zoo, atau dari area lingkungan sekolah lainnya. Sediakan obat luka seperti Betadine dan tempelan penutup luka, segera obati.
Untuk itu, kebersihan kandang hewan harus terus menerus dijaga sebaik-baiknya.
Bersihkan kandang dari kotoran hewan, buang siswa makanan yang tersisa agar tidak membusuk atau menjamur, dan tidak mengundang tikus-tikus liar berkeliaran datang di malam hari, serta lenyapkan sampah menumpuk yang mengundang lalat.
Jika ada hewan sakit lalu mati, segera dibersihkan kandang dan kubur hewan mati di tempat yang pantas jauh dari kandang.
Yang terbaik adalah segera mengkomposkan kotoran hewan dan sisa makanan berupa sayuran busuk, agar tidak menjadi tempat kerumunan lalat yang menjadi vektor penyakit.
Usahakan membuat kandang di tempat yang terang atau kaya matahari, sehingga cahaya matahari dapat berfungsi sebagai desinfektan/pemati hama bagi berbagai kotoran hewan di kandang.
Segera ganti alas kandang berupa sekam padi (sistem postal), jika sudah terlihat jenuh dengan kotoran. Gunakan alas kandang yang jenuh itu, yang sudah terkomposkan, sebagai pupuk bagi tanaman di halaman sekolah.
PENDAMPING AHLI
Beberapa hewan yang ukurannya agak besar, memiliki kekuatan yang dapat melukai atau mencederai orang.Musang dewasa, misalnya, tenaganya cukup besar saat mencakar atau menggigit tangan kita. Bermain dengan musang dengan cara yang salah, dapat membuat musang yang semula jinak berubah sikap jadi agresif menggigit. Luka gigitan musang bisa cukup dalam karena musang memiliki taring dan gigi yang tajam.
Kelinci dewasa, terkadang kalau dipegang dengan posisi yang salah, akan berusaha melompat sambil mencakar. Cara memegang kelinci yang tepat, perlu dilatihkan bagi siswa agar kelinci adem ayem tak berontak apalagi lompat sambil mencakar.
Kalkun dewasa yang jinak pun bisa sewaktu-waktu mau mengejar sambil mematuk ketika ia merasa terganggu.
andai mereka lari karena dikejar kalkun. (ilustrasi, anak suku Tarahumara di Meksiko yang jago lari alam) |
Kalkun jantan lebih agresif dari kalkun betina. Kalau dilepas dia mau mengejar anak-anak yang mengusilinya. |
Demikian pula dengan kuda, yang memiliki kekuatan sepak, yang dapat melukai. Juga kalau melompat lompat bisa membuat anak jatuh dan cedera.
melatih kuda agar jinak dan dapat ditunggangi dengan aman |
Hindari memelihara hewan-hewan yang sulit dikontrol perilakunya, misal kadang jinak kadang liar. Seperti monyet, meski sudah jinak kadang timbul keliaran seperti menggigit, karena alasan lapar, bosan, ataupun terganggu.
Karena itu, jika tidak ada pendamping khusus, sebaiknya sekolah tidak memelihara hewan-hewan yang berukuran besar atau yang berpeluang mencederai.
HEWAN JUGA BISA STRESS
Di sisi lain, juga diperhatikan tingkat resiko bagi hewan, yang menderita stress atau ketakutan berinteraksi dengan manusia, yang dapat membuat hewan ini kaget, terus stress dan mogok makan, sakit, hingga mati.
ra ini merusak jaringan darah di kuping dan kepala kelinci.
Memegang burung merpati betina yang salah sehingga merusak calon telur di dalam kandungannya.
Memegang burung puter yang berbulu lembut, jika dipegang dengan cara kasar dan keras sehingga bulu bulu rontok dan burung susah bernafas.
Hewan yang terus menerus berada di dalam kandang, tentu juga punya batas toleransi kenyamanan. Karena itu, suatu waktu bisa saja dia jatuh sakit dan mogok makan.
Usahakan saat libur atau kosong kegiatan belajar, hewan unggas seperti ayam kate, kalkun, ayam mutiara, iguana, dan sebagainya dibiarkan main keluar kandang sejenak untuk berolahraga melemaskan otot melepaskan kejenuhannya.
cara salah memegang kelinci |
Memegang burung merpati betina yang salah sehingga merusak calon telur di dalam kandungannya.
Memegang burung puter yang berbulu lembut, jika dipegang dengan cara kasar dan keras sehingga bulu bulu rontok dan burung susah bernafas.
Hewan yang terus menerus berada di dalam kandang, tentu juga punya batas toleransi kenyamanan. Karena itu, suatu waktu bisa saja dia jatuh sakit dan mogok makan.
Usahakan saat libur atau kosong kegiatan belajar, hewan unggas seperti ayam kate, kalkun, ayam mutiara, iguana, dan sebagainya dibiarkan main keluar kandang sejenak untuk berolahraga melemaskan otot melepaskan kejenuhannya.
BAGAIMANA INTERAKSI YANG BAIK DENGAN SATWA DI SEKOLAH
Nah, kategorisasinya telah dibuat dalam aturan di sekolah-sekolah di Australia. Ini bisa menjadi salah satu pedoman atau panduan juga oleh kita para pengola mini zoo sekolah.Penulis belum dapat memahami keseluruhan informasi tersebut, tapi setidaknya ini dapat menjadi informasi awal untuk kita mencermati kondisi satwa di minizoo di sekolah-sekolah di Indonesia.
Harap maklum, pedoman ini dalam bahasa Inggris, dan semoga dapat menjadi bahan awal untuk pembanding informasi.
Waspada dan hati-hati berinteraksi dengan satwa, memang perlu kita menjaga kesehatan siswa sebagai tujuan utama.(IM)
Lihat Juga:
- Ini 14 Manfaat Satwa Ada di Sekolah
- Jangan Galau Kalau Mini Zoo Sekolah Mengganggu Kenyamanan Belajar
0 Comments