BERKEBUN ALA VERTICAL GARDEN DI PAGAR SEKOLAH, DENGAN SELF WATERING POT DARI BOTOL KEMASAN BEKAS


YUK KITA PERINDAH SEKOLAH DENGAN POT BOTOL BEKAS 


Ada berbagai kreasi mempercantik halaman sekolah. Antara lain dengan membuat tanaman tempel di dinding, atau vertikal garden. 

Ini yang sedang dicoba oleh teman-teman kecil adik Playgrup Semut-Semut, dalam kegiaatan Repling (Rute Pengenalan Lingkungan) mereka belum lama ini. Dengan memanfaatkan pagar besi sekolah menjadi tempat menanam secara vertikal atau vertical garden

menyiapkan media tanam
1. ayo  siapkan media tanaman, diaduk rata antara             
pupuk kandang, tanah, kompos, dan media cocopeat 





mengenalkan jenis tanaman hias
2.  tanaman hias yang tahan keteduhan
telah disiapkan dan diperkenalkan pada siswa.
Paku boston, misalnya, dapat diperbanyak
dengan cara pembelahan rumpun.  
pembelahan rumpun


mengisi media tanam di dalam pot self watering pot
4. pot bagian bawah telah diikat 
dengan kawat di pagar. Siswa mengisi 
pot tempel  dengan media tanam 
dan menanaminya 

berbagai jenis akar tanaman hias
3. Mengenalkan jenis tanaman hias yang tahan keteduhan, 
memperlihatkan berbagai jenis akarnya, 
dan beberapa cara perbanyakan yang sederhana. 
Misalnya, lili paris dengan pembelahan umbi akar  


















memilih tanaman yang disukai untuk diperbanyak
6. Siswa lainnya juga memilih  tanaman 
kesukaan yang ingin ditanam.  
memilih tanaman yang akan ditanam
5. Siswa boleh memilih tanaman  yang disukainya 
dan mencoba  memahami perbedaannya 
dengan tanaman lainnya


mengisi media tanam ke pot
7. Mengisi pot bersumbu (pot bagian atas)  
yang akan diletakkan pada  pot bagian 
bawah yang sudah menempel pada pagar         



mengikat pot self watering ke dinding pagar besi
    8. Semua bagian pot atas dan bawah, 
       setelah ditaman   akan disusun dan dikaitkan 
       dengan kawat,  agar tidak jatuh/terguling  























AGAR TIDAK SIA-SIA MENANAM 

Salah satu kendala mengajak anak-anak bertanam adalah kurang suksesnya hasil bertanam. 

Kalau nggak sukses, bagaimana bisa menumbuhkan perasaan cinta bertanam dan cinta lingkungan? Kendala utamannya, adalah kekeringan, atau kurang air, atau kurang siram. 

Biasanya, mereka bertanam biji bayam atau kangkung di dalam polybag plastik. Pot polybag mini itu diletakkan di lantai, kadang tergoler begitu saja di pojokan sudut pagar. Dan bisa ditebak, akan gagal tumbuh karena media tanam kering telat disiram, atau biji benih dibawa kabur  serangga seperti semut.  

Waktu untuk tumbuh lamaaa, kadang dikira benih sudah mati. Kalaupun tumbuh tidak menarik, kerdil kurus menjulang tinggi,  karena kurang cahaya lantaran area sekolah teduh. Karena tidak menarik, siswa pun enggan kembali merawat, menyirami, atau menyiangi tanamannya.  

Pernah siswa menanam biji sawi di pot pralon, tapi sebagian yang tumbuh rusak kena hujan, dan pertumbuhannya kurang bagus karena kurang cahaya.

Seperti itulah yang coba dicari solusinya, ketika teman-teman kecil Playgroup Semut-Semut the Natural School - kelas Ulat, Kepompong dan Kupu-kupu -dengan menanam tanaman hias pemercantik lingkungan sekolah.   


Masalah utamanya: 
  • Bagaimana agar tak mengulangi hal ini? 
  • Bagaimana agar siswa tak sia-sia menanam? 
  • Untuk area yang cukup teduh, sebaiknya menanam apa? 
  • Dan terbatasnya lahan bertanah, bertanam di mana?  
  • Dan nanti setelah tumbuh, siapa yang akan menyiraminya terus ?  

Terhadap masalah di atas, solusinya adalah 
  • menanam jenis tanaman hias daun yang tahan keteduhan. Bukan tanaman sayuran seperti kangkung, bayam, sawi, atau jagung, yang perlu cahaya matahari keras.  
  • Untuk lokasi, memanfaatkan pagar kawat sebagai tempat meletakkan pot secara vertikal (tegak). Hasilnya nanti menyerupai dinding tanaman, semacam vertical garden, dengan memanfaatkan botol minuman bekas sebagai wadah yang panjang dan mudah berdiri.
  • Tanaman hias daun yang dipilih, yang sudah ada di sekolah. Sehingga tidak perlu membeli benih/bibit, hanya memanfaatkan yang telah ada dan tercecer di sekolah. 
  • Cara penanamannya pun mudah dan cepat. Karena waktu pembelajaran yang singkat, harus dapat selesai dalam waktu 1 jam pelajaran (40 menit)  
  • Ada yang cukup ditanam dengan potongan batang (stek), antara lain bambu jepang golden yang berwarna kuning bintik-bintik, sirih gading, tanaman gantung teplan, dan tanaman rambat philo brekele
  • Juga yang bisa ditanam dengan potongan pangkal daunnya, atau stek batang daun - seperti tanaman gantung wijaya kusuma mini, dan tanaman pot zamia (zamio culcas). 
  • Ada dengan pembelahan rumpun, seperti paku boston, dan lili paris. Masih banyak lagi jenis lainnya yang suka keteduhan.  


LANGKAH KEGIATAN : 


  • Disiapkan beberapa jenis tanaman hias yang akan diperbanyak. Letakkan di meja kerja. 
  • Di sini  kebetulan yang ada adalah : 1).Lili paris, 2).Zamia, 3).Wijaya Kusuma. 4).Paku Boston (2 varietas), dan 5).Bambu jepang golden, 6).Teplan, 7).Philo brekele
  • Siswa diminta memilih jenis tanaman yang disukainya.
  • Disiapkan media tanam dalam wadah pot besar. Sebelumnya, sebelum dicampur, diperkenalkan bahan-bahan penyusunnya, yaitu kompos, sekam padi, dan serbuk sabut kelapa (cocopeat). Penggunaan tanah sangat dibatasi agar pot ringan dan media tanam tak  mudah memadat. 
  • Simpan sejenak calon bibit yang telah dipilih. Guru membantu membelah atau menyiapkannya untuk di tanam.  
  • Siswa diajari mengisi botol kemasan dengan media tanam. Separuh terisi. Tanam bibit tanaman hias yang sudah disiapkan. Tambahkan lagi media tanam agar akar atau pangkal stek tertutupi. Bibit yang ditanam sedikitnya 3 tunas, agar tumbuhnya nanti rampak atau rimbun.  
  • Setelah seselai menanam, ikatkan botol pada pagar, disusun di atas pot bawah berupa wadah air. 

TIPS MEMBUAT SELF WATERING POT DARI BOTOL KEMASAN:

A. Menggunakan sumbu:
  • Siapkan botol bekas minuman besar berukuran 1 liter. 
  • Potong dua bagian. Bagian bawahnya sekitar 1/3 bagian  dan bagian atasnya 2/3 bagian. Bagian bawah  jadi penampung air. Bagian atas bertutup botol, akan di balik,  sebagai wadah tanah media tanam.
  • Pergunakan solder untuk melubangi tutup botol dan bagian dinding wadah atas, untuk lubang bernafas tanaman dan pengeluaran air yang berlebih. Boleh dibuat banyak lubang kecil-kecil.  
  • Siapkan sumbu dari bahan baju kaus bekas. Robek sekitar 30 cm, dipilin jadi sumbu. Masukkan melalui lubang tutup botol yang telah dilubangi. Tarik sumbu sampai ke atas, agar nanti bisa sampai membasahi sampai bagian media paling atas.
  • Isi botol dengan media tanam. Yaitu, campuran kompos, sekam/kulit padi, dan cocopeat, masing-masing 1 bagian. Fungsi sekam untuk menggemburkan, sedangkan fungsi cocopeat agar media selalu lembab. Masing-masing dengan perbandingan satu bagian. 
  • Ikat botol dengan kawat halus di pagar kawat. Usahakan berdiri dengan kuat, tidak miring. Selesai bertanam nanti diperkuat lagi, agar wadah tegak dengan rapih.  

B. Tanpa sumbu.
  • Prinsipnya menyediakan ruang tadah air di bagian bawah pot. 
  • Potong botol plastik menjadi dua bagian sama panjang.  Jangan melubangi bagian bawah pot, tapi di bagian sampingnya saja, sekitar 2 cm dari bawah. Sehingga ada air yang tertahan sebagai cadangan air agar media tetap lembab/basah.  Selebihnya di bagian sisi samping botol bagian atas dilubangi boleh banyak lubang, dengan solder panas, agar lubangnya rapi teratur. Guna lubang ini untuk pernafasan akar. 

Nah, begitu keseruan tim PG kemarin membuat tanaman gantung di pagar sekolah. 

Ini salah satu aspek pengelolaan kebun tanaman hias di Mini Zoo Semut. 

Ayo kita perindah lingkungan sekolah sekaligus mencintai lingkungan....  (IM)


foto kenangan Indrawan Miga
horee,  ....  ayo kita menanam dan mencintai lingkungan...
kenang-kenangan Pak Indrawan Miga (penulis)
 dengan kelas Kupu-kupu PG Semut-Semut the Natural School, Januari 2019

Lihat juga: 


Post a Comment

2 Comments