PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL 4.0, SEPERTI APA ?

Di era digital 4.0, anak Indonesia harus trampil dan memiliki kemampuan belajar (learning ability) yang tinggi. Sebab, ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat. Jangan sampai anak Indonesia menjadi penonton saja ...  


menemukan anak katak
Anak perlu learning ability yang tinggi .
Sebagai contoh, Denis dan Farrel, dua kakak beradik yang memiliki minat dan keingintahuan yang tinggi terhadap satwa. Keduanya menumbuhkan keinginan dan kemampuan belajar yang tinggi dalam dirinya.  


Ini kegelisahan pendidik mencermati perkembangan modernitas. Diprediksi, tahun 2020 yang tinggal 2 tahun lagi, nilai ekonomi digital Indonesia nanti sebesar 130 juta dollar AS, atau sekitar 1.950 triliun rupiah. 

Pertumbuhan pengguna internet bertambah sebesar 19% per tahun, dan nanti di 2020 pengguna internet di Indonesia akan sebanyak 215 juta orang, dari sebelumnya hanya 92 juta pengguna pada 2015. 

Nilai pasar online Indonesia pun diprediksi mencapai 81 miliar dollar AS sebelum tahun 2025, dengan e-commerce menyumbang 57 persen atau 46 miliar dollar AS. 

Dunia, terkhusus pengusaha e-commerce China, seperti Ali-Baba atau Jack Ma, melirik Indonesia. Saat ini kita punya 3 perusahaan e commerce yang sudah kuat, yaitu Tokopedia, Traveloka, dan Gojek, dengan nilai usaha lebih dari 1 miliar dollar AS setara 15 triliun rupiah. 

Bukan tidak mungkin, raksasa e-commerce dunia seperti Jack Ma atau Amazon, yang akan mengendalikan dan meraih manfaat dari besarnya pasar digital Indonesia ini. Jangan sampai kita menjadi penonton saja....

REVOLUSI INDUSTRI 4.0 


Dengan teknologi digital, internet dan kecerdasan buatan, nantinya semua akan begitu canggih. Rumah, hotel, tempat kerja, semuanya menjadi begitu smart, serba otomatis. 

Penopang industri 4.0, adalah internet of things, human-machine interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi percetakan tiga dimensi (3D). 

Kelima teknologi tersebut menjadi tanda bahwa di era ini industri akan memasuki dunia virtual serta penggunaan mesin-mesin automasi yang terintegrasi dengan jaringan internet. 

Efek dari penerapan kelima teknologi ini adalah meningkatnya efisiensi produksi dan terjadi peningkatan produktivitas serta daya saing.   

Layaknya koin yang punya dua sisi berbeda, industri 4.0 tak hanya membawa keuntungan bagi sektor industri, tapi juga tantangan baru bagi para tenaga kerja. Indonesia pun sudah harus bersiap mengantisipasinya. Sumber Daya Manusia (SDM) kita harus cocok, melalui program link and match antara pendidikan dan industri. 

LEARNING ABILITY, KEMAMPUAN BELAJAR DENGAN CEPAT 


Kelak, ketrampilan yang amat perlu adalah kemampuan belajar (learning ability) yang tinggi untuk mengikuti perubahan yang berlangsung cepat. Terlebih bagi mereka yang ingin bekerja di bidang teknik dan menjadi engineer. Untuk bisa memiliki tingkat kemampuan belajar yang tinggi mereka harus melatihnya sejak dini.  

Lembaga pendidikanlah yang memegang peran penting untuk membuat generasi milenial memiliki kemampuan belajar yang tinggi.  

Bagaimana dunia pendidikan atau sekolah merespon perubahan yang sedang berlangsung dengan cepat ini?

Bagaimana strategi pembelajaran di tingkat dasar dari jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP harus diberikan? 

Apakah materi ajar dan tujuan pembelajaran sudah tepat? Ini pertanyaan yang meresahkan. 

Jika saat ini anak kita duduk di kelas 5 SD, baru 10 tahun lagi atau di tahun 2028 dia akan selesai tingkat pendidikan universitasnya atau menjadi sarjana. Pilihannya, bekerja sebagai profesional (di pemerintahan atau di perusahaan), atau sebagai entrepreuner yang mandiri baik sebagai  merintis usaha jasa seperti konsultan hukum, klinik kecantikan, maupun dalam perdagangan sektor riil seperti agroindustri atau kuliner, atau ekspor impor. 

Apa yang harus dibekalkan pada anak-anak kita, agar mereka agar setelah lulus pendidikan kesarjanaan, dapat eksis berperan di masyarakat? 

Agar mereka tak cuma jadi penonton jika nanti Indonesia menjadi negara dengan aktifitas e-digitalnya terbesar di Asia Tenggara? 

CONTOH DI PENDIDIKAN TINGGI 


Masalah Indonesia adalah banyaknya tenaga lulusan sekolah yang tidak memiliki kemampuan atau kompetensi yang baik.

Mengutip KOMPAS.com, hingga 2019 mendatang Indonesia kekurangan 190.997 lulusan sarjana teknik S-1 dan D3. Lulusannya ada, tapi tidak masuk kriteria kerja karena masih kurang kompeten dibandingkan dengan lulusan luar negeri. 

Industri perlu tenaga yang trampil sekaligus mampu  berkomunikasi terutama dalam bahasa inggris, menganalisis, mengungkapkan pendapat, menyelesaikan masalah, dan inovatif. 

Ini kendala di banyak negara juga, termasuk di AS. 

Studi oleh lembaga federal Amerika Serikat untuk pengembangan ilmu sains, National Science Foundation (NSF) pada 2011,  menyatakan dalam satu dekade mendatang 80 persen pekerjaan memerlukan kompetensi science, technology, engineering, dan mathematics (STEM). 

Telaah di Inggris pun, memprediksi kebutuhan tenaga kerja di Inggris Raya di bidang sains, teknologi, riset, dan teknis akan naik dua kali lipat mulai dari tahun 2016-2023. 

Imbasnya kemudian akan melahirkan 140.000 pekerjaan baru dan 640.000 lowongan pekerjaan selama enam tahun ke depan di sektor tersebut lantaran inovasi teknologi dan investasi infrastruktur yang meningkat. 

Di Indonesia, kini model pendidikan pro STEM ini sudah dilakukan di Universitas Prasetiya Mulya di School of Applied STEM (Science Technology Engineering & Mathematics). 

Di sini mahasiswa bisa mempraktikkan teori yang dipelajari dengan mengikuti program magang ke perusahaan sejak tahun pertama kuliah. 

Mahasiswa juga di-didik supaya mahir mengomersialkan ide atau produk inovasi mereka. Sebab, sinergi antara sains-teknologi dan bisnis di industri kini sudah tak terhindarkan lagi. 

Jurusan nya pun sudah berbeda dari yang biasa. Ada enam jurusan di School of Applied STEM Universitas Prasetiya Mulya, yaitu S1 Business Mathematics (Matematika Bisnis), S1 Renewable Energy Engineering (Teknik Energi Terbarukan), S1 Food Business Technology (Teknologi Bisnis Pangan), S1 Product Design Engineering (Teknik Desain Produk), S1 Software Engineering (Teknik Perangkat Lunak), dan S1 Computer Systems Engineering (Teknik Sistem Komputer). 

Kurikulum dirancang agar melatih mahasiswanya untuk memiliki kemampuan belajar yang tinggi sejak tahun pertama kuliah. 

Ada Collaborative STEM Laboratories sebagai tempat mahasiswa bereksperimen dan menghadirkan inovasi-inovasi baru di bidang sains dan teknologi, yang merupakan lab STEM pertama untuk universitas swasta di Indonesia. 

Di sini, mahasiswa juga diminta merealisasikan ide-ide dan mengembangkannya menjadi prototipe produk di Innovation Lab dengan berkolaborasi bersama mahasiswa jurusan lain untuk menciptakan inovasi bisnis startup berbasis sains dan teknologi. 

Collaborative STEM Laboratories dibekali peralatan canggih seperti Scanning Electron Microscope (SEM) dan mesin Miling CNC. SEM dapat digunakan untuk pembesaran objek hingga dua juta kali lipat. Sementara itu, dengan mesin Miling CNC mahasiswa bisa membentuk prototipe suatu produk dari bahan kayu, logam, plastik, maupun keramik. 

Prototipe produk yang telah dihasilkan bisa dipamerkan melalui galeri, siap menarik investor yang ingin mengembangkannya menjadi bisnis. 

Adapun bagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ingin kuliah di sana, kampus ini menyediakan empat beasiswa atau scholarship, yaitu beasiswa Young Scholar Indonesia (YSI), Bakti Indonesia, Financial Aid, dan Ready Project Scholarship. 

BAGAIMANA DI PENDIDIKAN DASAR MENENGAH, SEPERTI DI SEMUT-SEMUT ? 


Memang agak jauh menghubungkan akan kesiapan lulusan SD atau SMP dengan kebutuhan masyarakat di masa depan.  Namun, sumberdaya manusia harus disiapkan dengan pondasi yang kuat di tingkat pendidikan dasarnya.

Kembali ke konsep pendidikan sebagai pembangunan manusia yang seutuhnya, anak-anak mesti dibekali kualitas diri yang tangguh. 

Mandiri, bertanggungjawab, dapat diandalkan, mampu berkomunikasi dengan baik, berinisiatif, kreatif, proaktif, mampu bekerjasama, trampil berbahasa asing, serta berfikir kritis. 

Sikap-sikap unggul ini menjadi bekal di samping pengetahuan kognitif di bidang ilmu masing-masing. Tidak boleh nanti ada yang masuk ke bidang studi yang keliru tak sesuai passion atau talenta nya, karena kompetensinya akan minim atau tidak berkembang. 

Anak-anak kita juga harus memiliki kecerdasan yang tinggi, mampu berfikir kritis, beradaptasi dengan cepat, fleksibel, nanti selepas sarjana pun tetap haus akan ilmu sehingga memiliki kemampuan belajar (learning ability) itu akan bertumbuh dengan semakin baik.  

Sekolah, terutama tim bidang kurikulum seperti MGMP baik di tingkat sekolah maupun wilayah, harus mengkaji hal-hal mana yang perlu ditekankan pada diri siswa, agar kompetensi pribadi dan sosial tumbuh dengan baik.  

Kurangi pembelajaran yang tidak bermakna alias buang-buang waktu. Kembangkan talenta anak seoptimal mungkin, agar kompetensinya unggul. 

Orangtua tentunya harus cermat mengkritisi konten-konten pembelajaran yang diterima siswa dari sekolah. Juga mendukung anak dengan  memberikan kondisi lingkungan belajar yang baik di rumah. 

Ayahbunda perlu mendekatkan putra-putri nya dengan perkembangan modernitas digital tapi harus hati-hati tanpa meninggalkan identitas keIndonesiaan kita. 

CARA MENUMBUHKAN LEARNING ABILITY 


Kembali ke learning ability atau kemampuan belajar, memang pendekatannya harus pada membangkitkan rasa ingin tahu pada anak, yang kemudian diikuti dengan  ketrampilan menelusuri informasi atau pengetahuan. 

Jika keingintahuan ini terus dipelihara, maka siswa akan tahan belajar atau mampu belajar, karena informasi itu dirasakan perlu olehnya. Guru di kelas selalu dapat mencari hubungan atau korelasi pengetahuan dengan kehidupan keseharian yang membuat anak tertarik mempelajarinya. 

Jika anak sudah memiliki keinginan mencari tahu, maka dalam dirinya sudah tumbuh benih-benih pembelajar. 

Di mini zoo, beberapa siswa yang memiliki minat tentang satwa, tampaknya terus menggali informasi apapun yang ingin diketahuinya, baik melalui buku bacaan, youtube, ataupun film-film sience di saluran sains seperti Discovery Channel di televisi. 

Dengan terjadi pemahaman yang integratif/menyeluruh terhadap sebuah informasi, maka siswa akan menjelajahi alam pengetahuan lebih asyik lagi. Sepertinya, semua dahaga pertanyaaannya akan perlu jawaban terus menerus yang harus dicarinya. 

Learning Ability, ini bekal yang harus diberikan pada anak didik kita. Guru dan sekolah harus terbiasa dan mengerti cara mengembangkan learning ability atau kemampuan belajar ini.  

(IM)

Lihat juga: 





Post a Comment

0 Comments